[14] Cocoklogi & Perawan Suci Salah Petuah

4.5K 788 185
                                    

"Gue kira kemarin langsung lo bales. Udah tahu Senin biasanya load kerjaan nambah, pakai belum reservasi ruang meeting. Udah, nggak usah kelamaan baper."

Cerocosan Mbak Siska ketika baru datang di Senin pagi. Gue tahu hal ini akan terjadi dan sudah mengantisipasinya. Cuma benar juga yang dikatakannya, kalau gue seharusnya pesan ruang rapat ketika Jumat, bukan Senin pagi begini. Karena ini rapat penting, gue nggak mungkin ajak pasukan rapat di cafetaria. Tapi udah solved kok, COE hari ini nggak ada editorial meeting, jadi gue bisa pakai ruangan.

"COE nggak ada meeting Mbak, jadi gue pakai Kintamani."

Mbak Siska nggak terlalu ngedengerin gue, dia sudah bersiap membuka komputernya. Sejenak kemudian, gue merasakan dia bangkit menuju kamar mandi.

"Terus gimana, udah siap apa aja lo buat nanti?" tanyanya. Mungkin sudah melihat balasan gue untuk email Rafadhan. Demi balas itu email, gue harus berangkat jam 8 hari ini. Mbak Siska harus bangga punya bawahan teladannya kayak gue!

"Gue geser-geser timeline. Nanti gue ngobrol sama Mas Yanuar buat edit Eventbrite. Untung hotel belum MoU kan, jadi entah gue nggak tahu akan ada cancellation fee atau nggak itu urusan Mas Yan sama Mbak Ira. Ya materi promosi semuanya terpaksa ganti. Konten nambah dikit-dikit, ya lo tahu lah narasinya harus diubah biar endorse program kementerian juga. Apalagi ya...."

"Tumben lo nggak sambil ngomel-ngomel?" Pertanyaan Mbak Siska yang sungguh berfaedah. "Ngopi dulu yuk!"

Gimana mau ngomel-ngomel sih, kalau semalem gue ditelepon dan dibaik-baikin Rafadhan? Setelah berbagai pesannya di WhatsApp nggak gue bales sejak Jumat sore.

"Eh, tumben lo beli Body Shop? Apaan ini? Parfum?"

Gue melihat Mbak Siska yang sudah mengangkat paper bag kecil The Body Shop di meja gue. "Bukan punya gue. Mau gue balikin."

"Balikin? Punya siapa emang? Kok bisa ada di lo?"

Gue mengedikkan bahu, masih sambil mengetik email. "Ntah, ada orang mau nyogok gue."

Mbak Siska diam sebentar masih dengan memegang paper bag itu. "Buset! Dari Rafadhan? Wah beneran skandal lo."

"Heh! Jangan kenceng-kenceng. Tahu deh ngapain sih itu orang!" Gue langsung menghadap Mbak Siska yang membaca sticky note yang tertempel di sisi lain paper bag. Tulisannya, "I'm sorry to ruin your weekend. Little present for you as my apology. Sincerely, Rafa." Nggak paham lagi gue sama itu orang.

"Gile seumur-umur kerja nggak pernah gue dikirimin hadiah beginian. Lo ada apa sih sama Rafadhan?"

Ya elah ini Mbak Siska kenceng bener ngomongnya. Untung Mas Yanuar belum datang. "Kagak ada Mbak elah."

Ditaruh lagi hadiah itu, "Coba aja. Kalau nggak cocok nggak usah diterusin. Gitu aja repot."

Belum sempat gue balas, udah langsung ngeloyor dia. Ketika lewat di depan meja Mbak Widya, dia bilang, "Mbak, anak lo tuh kemajuan. Pagi-pagi dapet parfum Body Shop dari cowok."

Mbak Widya langsung berdiri menyembulkan kepala, "Dapet dari siapa lo, Nyet?"

Gue cuma bisa menepuk muka.

= F I N D E R S  -  K E E P E R S =

"Nir, nanti lunch sama saya, ya. Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan sama kamu. Tentang pekerjaan, kok." Kata Rafadhan sebelum dia keluar dari ruang rapat.

Finders Keepers, Loosers WeepersWhere stories live. Discover now