[Chapter 7] Kamu Masih Marah?

162 103 179
                                    

Berryl menatap Damai dengan was-was

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berryl menatap Damai dengan was-was. Berryl merasa ada yang salah dengan Damai, ia terlihat lebih terburu-buru, alisnya mengkerut—seolah tak sabar menunggu Berryl mengiyakan ajakannya. Kakinya pun mengetuk ke lantai dan tangan Damai ia masukkan kedalam saku celananya dengan pandangan yang berpendar ke segala arah.

"Di chat kak Oka? Nggak kok kak ... Cuma temen aku, si Sephia sama Viviane."

"Gitu ... Yaudah, kalau gitu ... there's no problem if you come with me, right?"

Berryl terseret bersama Damai saat cowok yang membawa tas ransel di lengan kanannya itu menarik Berryl menuju lorong sekolah yang mengarah langsung ke arah parkiran belakang yang bersebelahan dengan kantin Selatan SMANATARA.

"Bentar kak, aku nggak bisa ikut," pekik Berryl sambil menahan tangan Damai agar Damai tak menyeretnya lebih jauh lagi.

Catat: me-nye-ret

Damai melakukan itu dengan paksa hingga mau tak mau Berryl menatap Damai dengan tajam.

"Ikut aja bentar, gue nggak aneh-aneh kok. Kita beneran ke sushi tei abis Lo bantuin gue." Damai masih bersikeras dan mencoba membawa Berryl menuju motornya meskipun Berryl sudah memusatkan tumpuan di kakinya untuk mencoba memperlambat langkah kaki Damai.

"Kak Damai bentar kak, gue nggak mau bolos."

Damai berhenti sejenak dan menatap Berryl dengan tatapan menghakimi. "Oh gitu, Lo gue sekarang ..."

Suara Damai naik satu oktaf meskipun masih terdengar sedikit ramah bagi Berryl.

"Kak Damai, maaf gue nggak bisa ikut-"

"Lo ikut bentar aja apa susahnya sih?!" Damai melepaskan tangan Berryl dan menghempaskan tangan Berryl hingga cewek itu terkesiap dan sedikit terpental ke belakang. "Cuma ikut, Berryl! Lo bantuin gue! Kita buat kesepakatan win-win solution!"

"Gue yakin abis Lo denger tawaran gue, Lo bakal pertimbangin ini!"

Berryl terkejut, ia belum pernah melihat Damai seserius dan semarah ini pada siapapun.

Suasana sekolah memang sedang tegang meskipun baru saja tadi pagi, SMANATARA sedang bersuka cita atas kemenangan Bimantara. Namun, kini guru-guru sedang berusaha menenangkan murid-murid di lapangan dan dibantu dengan para satpam sehingga daerah sudut-sudut sekolah seperti ini luput dari pengawasan pihak sekolah.

Jantung Berryl berdetak kencang, ia takut jika Damai akan melakukan sesuatu padanya. Meskipun begitu, Berryl tetap bersikeras menahan Damai dan tidak mau jalan saat Damai menyeretnya.

"Mundur Lo."

Berryl dengan cepat berbalik dan ia terkejut saat Oka datang dan melemparkan ban lengan khas kapten basket Bimantara ke arah Damai tepat dibawah kaki Damai.

"Ngeselin banget tau nggak?" tukas Oka sambil menepuk lengan Damai yang mencengkram pergelangan tangan Berryl dengan cukup keras.

"Lo yang sialan tau nggak? Gue begini sebagai sahabat Lo, Ka." Damai melepaskan cengkramannya di tangan Berryl saat Oka menarik Berryl dan membawa Berryl untuk berdiri dibelakang tubuh Oka.

That's OkA!Where stories live. Discover now