[Chapter 8] Gavarato

104 57 72
                                    

There's no one like us ... Gavra, Invato, Socrato in omnia paratus!

Bel sekolah yang berbunyi dengan kencangnya itu membuat Oka CS berlarian kocar kacir dari warung Bu Dodot saat melihat satpam sekolah—Pak Barjo—yang sudah menutup gerbang belakang sekolah dengan rapat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bel sekolah yang berbunyi dengan kencangnya itu membuat Oka CS berlarian kocar kacir dari warung Bu Dodot saat melihat satpam sekolah—Pak Barjo—yang sudah menutup gerbang belakang sekolah dengan rapat.

"Woi Gavarato! Masuk gerbang!" Oka bepaling dari tujuannya dan berbalik sambil melambaikan tangannya dengan mantap.

Gavarato, terdiri dari angkatan Gavra dari kelas duabelas, Invato dari kelas sebelas, dan Socrato dari kelas sepuluh—yang menyatu dalam satu kesatuan pada Gavarato. Solidaritas ini telah berlangsung tak lama sejak SMA Bina Nusantara berdiri. Tujuan awal dibuatnya Gavarato ialah untuk mempertahankan SMANATARA dari pengaruh paham penjajahan pada masa itu.

Namun kini, Gavarato masih tak beralih fungsi meskipun 'solidaritas' ini lebih berfokus pada hal yang 'lain'.

"Sialan!"

Entah kenapa hari ini bel tidak berbunyi tepat pada pukul 07.00 untuk menandakan pada murid-murid SMANATARA bahwa kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Biasanya gerbang di tutup pada pukul 07.30—karena bel sekolah rusak atau apa, tetapi Oka CS juga tidak ada yang mengecek jam pada ponselnya.

"Lo semua gimana sih?!" Oka berlari kalang kabut setelah mengabari anak-anak yang masih ada di warung Bu Dodot saat gerbang itu telah ditutup rapat oleh Pak Barjo.

"SALAHNYA DAMAI!" tukas Mario yang tak ingin disalahkan. "Sa sudah suruh dia cek jam berapa."

"NGIBUL SI MARIO!"

"EMANG BENER EGE!" Davin tak serta-merta membela Damai. "Gue lihat Lo malah nge-like konten tiktok cewek!"

Oka mendengus dengan kesal lalu menendang gerbang sekolah itu dengan kaki kanannya hingga besi-besi tua itu berderit dan menciptakan suara menggelegar.

"Ayolah, Pak Barjo ... Kita udah sampai di gerbang," ujar Oka sedikit memohon.

"Et dah bocah," Pak Barjo menyodorkan tongkat rotan panjangnya ke luar gerbang untuk melepaskan tangan Mario dan Damai yang mengguncang-guncangkan gerbang sekolah. "Telat mah lima sepuluh menit ... Lo pada terlambat tigapuluh menit."

"Emang niat bolos aja mereka, Pak." Davin berpangku tangan dan berpindah dari berdiri disebelah Oka CS, kini berdiri di sisi Pak Barjo.

"Lo pihak mana sih, tolol!" Mario menjitak kepala Davin cukup keras hingga Davin mengaduh dan berjalan kembali ke sisi mereka.

"Sok-sokan challenge sehari tanpa HP, malah jadi telat gara-gara Damai lupa ngecek jam," ujar Mario kembali menyalahkan Damai.

"Gue lagi, gue lagi ... Emang gue tempatnya salah dan khilaf." Damai mendengus dengan wajah melas yg membuat Davin ingin memukulnya.

That's OkA!Where stories live. Discover now