Prologue•

977 61 0
                                    

Langit malam yang terhias oleh gemintang serta bulan adalah teman baik bagi banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam yang terhias oleh gemintang serta bulan adalah teman baik bagi banyak orang. Teman yang bersedia menenangkan pikiran dan menjadi saksi bisu dari luapan masalah yang sudah tak mampu lagi mereka pendam sendirian.

Saksi bisu dari kehancuran seseorang yang lelah memakai topeng di setiap keadaan, mereka yang tak punya sandaran, dan sedang berjuang untuk tetap bertahan.

Malam ini, di sebuah rooftop rumah sakit, nampak seorang lelaki tengah duduk bersandar pada dinding pembatas, ia membiarkan kakinya lurus ke depan, dan tatapan sayu itu diam menetap pada langit.

Terdengar helaan napas panjang, ia lelah dengan isi kepala yang begitu berisik, rasanya ingin sekali menghancurkannya jadi berkeping keping.

"Kamu siapa? Apa kita saling mengenal?" kalimat itu terus berkeliaran di pikirannya. Sunyi malam pun membuatnya tidak ingin berhenti, hening membuatnya semakin liar dan itu mengganggu, sangat mengganggu.

"Pergi! Aku tidak mengenalmu!"

"Pergi kau orang asing!"

Tepat setelah kalimat itu menggema di kepalanya bening kristal jatuh melalui netra, dadanya sesak, sakit.

Lututnya menekuk menjadi penumpu tangan serta kepala, ia kembali terisak dibawah sinar bulan, meluapkan sakit yang tak tertahan.


⌛_⏳

Pagi hari, langit sudah di dominasi oleh awan kelabu, menghalangi sinar bagaskara untuk menembusnya. Dan siapa sangka jika hari dengan cuaca yang buruk pun akan membawa kabar yang sama.

"Dia pergi."

Kalimat tak masuk akal dari temannya itu membuat alis lelaki tersebut bertaut, "maksudmu? Tolong jangan bertele-tele dan jelaskan dengan benar!"

"Dia pergi, Raka," kalimat yang kembali terulang dengan penuh penekanan.

Lelaki yang disebut Raka itu menggeleng, "kau berbohong! Dia tidak pergi! Dia masih disana! Dia tidak meninggalkanku, Jay!" tolak Raka keras.

"Aku tau! Kalian memang dekat, namun dia jauh, jauh darimu bahkan
dari kita semua," ucap Jay berusaha setenang mungkin.

Raka menunduk, "a-aku kehilangan lagi?" lirihnya bersama netra yang sudah tak sanggup membendung airnya.

Jay menghela nafas, "dia masih bisa kau cari, Raka. Jangan seperti itu," jawabnya mulai di dominasi rasa tak tega.

"Tapi mencarinya bukan lah hal yang mudah!" sentak Raka.

"Lalu? Itu alasan mu menyerah? Kau akan membiarkannya tersesat disana?" ucap Jay tak habis pikir dengan jalan pikir temannya.

Raka pun terdiam.

I Found You || Heewon [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang