#01

405 36 4
                                    

🎬¡!🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬¡!🎬


"Tolong, jangan sembunyikan apapun dariku, aku juga ingin tau apa yang terjadi ...."

Jay menatap Raka, raut wajahnya jelas memberi kode Raka untuk yakin dan siap dengan jawabannya.

Raka menghela, "m-malam itu, keluargamu diserang oleh sekelompok orang, Ibu dan Ayah mu berhasil mereka renggut, lalu hanya kau dan Kakak mu yang tersisa."

Akira nampak berkaca kaca, "s-setelah itu?" 

"Kakak mu berhasil menyelamatkan diri, ia lalu membawamu pergi, kau ditinggalkan oleh nya di depan rumah ku dengan ..., surat ini," Raka menyodorkan Akira secarik kertas. Akira memandang kertas itu sebentar kemudian perlahan mengambilnya.


For Akira.

Maaf, aku pergi meninggalkan mu, tapi aku tak punya pilihan lain, ini semua demi kebaikan mu, aku tidak ingin kau terluka lagi dan menjadi incaran mereka, dengan begini aku harap kau bahagia, Akira.

✭・•・✫

"Terimakasih sudah membantu membereskan barang-barang ku, dan maaf juga merepotkan mu," ucap Akira tersenyum tipis.

Raka menghela napas lalu menggeleng-geleng pelan, "sekali dua kali tak apa, tapi kau mengucapkannya berkali kali," gemasnya sembari mengacak acak rambut Akira yang tengah duduk bersandar di brankar.

Akira terkekeh, "tidak apa, aku akan mengucapkannya seribu kali jika bisa," ucapnya menatap Raka dengan senyum manis.

Raka ikut serta menatapnya, "jangan menatapku semanis itu, kamu mau aku kena diabetes nanti?" ucapnya seraya mencubit pipi Akira.

Sontak Akira mendelik, "itu terdengar seperti ucapan para playboy, kau mengatakannya seolah sedang berbicara dengan gadismu saja," ujarnya dengan nada tak suka disertai raut kesal yang malah terlihat sangat lucu di mata Raka.

Raka tertawa mendengar kalimat Adiknya, "tidak mungkin, bisa bisanya kau ingat istilah tak jelas itu daripada Kakak mu sendiri."

"Hah?"

Astaga, pake acara keceplosan lagi.

Raka diserang gugup, maniknya menatap kesana kemari, "t-tidak, itu ..., aku—

Tiba-tiba getaran ponsel pintar milik Raka menyela, tentu saja hal itu mengundang senyum Raka untuk mengembang, "tunggu sebentar," ucapnya kemudian merogoh kantung celananya.

Tanpa basa basi Raka menekan tombol terima, "ada apa?" tanyanya memulai obrolan panggilan.

"Kak, kau bilang akan pulang, kenapa belum tiba?" suara pemanggil terdengar di seberang.

I Found You || Heewon [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang