#08

193 24 4
                                    

🎬¡!🎬

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎬¡!🎬

"Pistol? Wah, bahkan Paman tidak menemukannya."

Raka tersenyum bangga, "ya, aku baru ingat jika pistol ini terlempar ke bawah nakas," ucapnya.

"Kurasa Paman benar, sekarang aku semakin yakin jika para polisi itu sudah dibayar untuk tidak serius menangani kasus ini."

Allen menghela napas sembari meletakkan bolpoin yang sedari tadi ia mainkan, "berapa besar bayaran yang mereka terima hingga menghiraukan kasus keluarga kita."

Allen memang sudah lebih dulu melakukan investigasi dan meminta kerja sama dengan polisi. Namun polisi seolah membatasi kerja para bawahan nya, terlihat dari cara mereka tak membiarkan bawahan Allen mengetahui isi ruangan lebih detail dengan alibi bahwa ruangan itu aman-aman saja saat mereka periksa.

Raka melipat tangan di dada, "kurasa kita perlu mengirim salah satu intel ke kantor mereka, mungkin dengan itu kita bisa menemukan jawabannya."

"Paman sudah menyerahkan tugas itu pada Rissa," Allen berucap memandang kosong ke depan.

"Tante Rissa? Lalu bagaimana? Berhasil?"

Helaan napas panjang berhembus, Alen menggeleng, "belum. Sudah seminggu berlalu dan sama sekali tak ada bukti," jawabnya dengan nada pasrah.

Entah harus dengan cara apa lagi hingga mereka berhasil menemukan titik terang dari kasus ini.

"Raka, bagaimana menurutmu?"

Raka terdiam, netra itu memandang nanar foto keluarga kecilnya, "ya, sepertinya ada sandiwara tersembunyi disini."

💠🔹💠

"Ki, apa kau merasa kurang sehat? Ada yang sakit atau hal tak nyaman lain?"

Akira menggeleng, "tidak, aku baik-baik saja, aku senang bertemu dengan Louis! Rasanya seperti sedang bermain dengan teman lama," ucapnya kegirangan.

Raka tersenyum, ya, justru hubungan kalian lebih dari teman.

"Oh iya, tolong panggil teman-teman ku termasuk Louis dengan sopan, panggil mereka Kakak, usia mereka ada di atasmu."

Bibir Akira lantas mengerucut, "harus kah? Apa mereka suka—

"Iya, mereka suka menjadi tua dan dituakan, jadi kali ini lakukan apa yang ku minta, mengerti?" sela Raka dengan tangan berkacak pinggang.

"Baiklah ...."

"Anak pintar," Raka mengelus lembut pucuk kepala Adiknya. Akira yang dulu dan sekarang hanya mengalami sedikit perubahan, masih tetap aktif dan nakal.

Hanya saja Raka jadi bisa lebih mudah mengaturnya sekarang. Huh, Oke, mau tak mau Raka harus mensyukuri yang satu ini.

"Apa kau lapar?" Akira menggeleng.

I Found You || Heewon [ENHYPEN]Where stories live. Discover now