#05

214 26 3
                                    

🎬¡!🎬

"Raka ..., ini masih terlalu pagi ..., aku masih mau tidur ...." Keluh Akira yang kini sedang pasrah di sisir rambutnya oleh Raka.

Pagi-pagi buta pria 20 tahun itu sudah rapi dengan setelan jas hitam mix dalaman putih saat dia ribut membangunkannya. Tentu saja Akira yang kurang mendapat waktu tidur sangat keberatan, ia masih mengantuk, jika saja Raka tidak mengancam akan mengusirnya dari rumah mungkin sekarang Akira sedang tidur di kamar mandi.

Atau ..., jika tidak Raka akan memandikannya, ah, benar-benar sangat menyeramkan.

Raka terkekeh gemas sembari memainkan kedua pipi Adiknya, "aku akan pergi, nanti jika ku tinggal sendiri kau berani memangnya?" tanya Raka untuk ketiga kalinya.

Akira menatapnya kesal, "iya, iya, iya, iya, iya," katanya seraya menghitung berapa kali ia menyebutkan kata 'iya' dengan jarinya, "lima kali, aku sudah menjawabnya lima kali jadi berhenti menanyakannya lagi!" sambungnya seraya menunjukkan lima jarinya di depan wajah Raka.

Sialan, gemas sekali!

Raka tertawa puas lalu mengacak-acak rambut Akira, "kenapa kau begitu menggemaskan, hm?"

Akira menyandarkan kepalanya pada dada bidang Raka. Syukur reaksi Raka berbanding terbalik dengan ekspektasi nya, karena sebesar apapun kekesalannya Akira tetap tidak mau berakhir jadi gembel di jalan.

Raka menggeleng maklum, sebenarnya ia tak tega membangunkan Akira bahkan mengancamnya, tapi jika dibiarkan bisa gawat. Kan siapa tau jika dia akan menjelajahi seluruh rumah kalau Raka tinggal nanti?

Raka beralih melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit, "ok, ayo kita berangkat! Ready, Ki?"

Tidak ..., belum ready ....

Akira mengangguk pelan, "ready ...," ujarnya lesu. Begini rasanya ucapan dan hati tak selaras.

Raka tersenyum, menarik tangan Akira dan beranjak bangkit dari sopa. Sedari tadi Akira mandi dan berganti pakaian di kamar mandi yang tersedia di lantai bawah. Ingin dia protes, kenapa tidak pakai kamar Raka saja sebentar? Tapi apalah daya kantuknya membuatnya pasrah.

Di jalan menuju bagasi Akira pun hanya diam, Raka meliriknya sesekali, rasanya tak tega melihat Adiknya berjalan dengan mata terpejam. Dia begitu mengantuk, kesehatannya juga belum begitu baik, tapi bagaimana lagi, kan.

Maafkan Kakak, ya?

Raka membuka pintu mobil untuk Akira lalu memutari depan mobil sebelum masuk.

I Found You || Heewon [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang