#02

257 33 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🎬¡!🎬


"Jadi, yang Kak Raka katakan pada Akira adalah sebuah kebenaran yang sedikit di buat-buat?"

Raka mengangguk, "iya, Dokter menyarankan hal itu untuk membantu otak Akira mengingat kejadiannya, meski ..., aku tidak ingin Akira mengingat kejadian itu lagi," Raka menghela napas.

Jay menepuk bahu pemuda 20 tahun itu, "pasti berat bagimu," ujarnya sembari menundukkan kepala.

Jay datang beberapa menit sebelum Raka menyuruh Akira untuk beristirahat di kamarnya.

Jake turut menepuk pundak Kakak sepupunya itu untuk menguatkan. Sejak kejadian tragis itu, Raka yang menyelamatkan Akira memutuskan untuk fokus pada adiknya dan tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.

Kali ini yang Raka punya hanya Akira, jadi apa boleh buat? Raka harus kuat demi Adiknya.

Disaat suasana balkon itu sedang hening nampak seorang pria pekerja di rumah Raka datang menghampiri mereka, "Permisi Tuan Rakata, kami sudah mengeluarkan semua yang berhubungan tentang kasus keluarga Alegreya, sesuai dengan apa yang Tuan katakan," lapor pekerja itu sopan.

Raka tersenyum, "terimakasih Paman, seharusnya aku meminta ini sebelum Akira datang, tapi aku lupa," balasnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya terkekeh kecil.

Pria itu turut mengembangkan senyum, "sama-sama Tuan, saya izin meninggalkan tempat," ujarnya lalu membungkuk hormat kemudian pergi.

"Sedih terus lagian, ditinggal lupa ingatan sudah seperti ditinggal mati," cibir Jay mengundang tawa Jake.

Raka menatapnya sinis, "tak usah bicarakan yang sudah lalu," ucapnya sembari memutar bola mata.

"Sudah sudah, mari bicarakan apa yang akan kita lakukan untuk mengembalikan ingatan Akira," ucap Jake mengalihkan perhatian Raka dan Jay.

Keduanya sontak memasang pose berpikir, "ei jangan susah susah, beri tunjuk saja Akira bukti kejadian tragis malam itu, paksa dia mengingatnya, gampang, kan?" ujar Jay memberi ide yang ..., begitulah.

Jake melotot, "kau gila? Tidak semudah itu ya Jamal, yang ada dia akan takut pada Kak Raka dan tidak ingin tinggal disini, kan Kak?"

Raka tersentak, "hah? Benarkah? Aku pikir ide Jay tidak buruk," jawab Raka membuat Jake ingin meninjunya.

Jake menggeleng, "tidak, jangan lakukan itu pada Akira, lukanya pasti sangat parah hingga dia lupa banyak hal, termasuk Kak Raka, tentu susah untuk mengembalikannya," final Jake yang intinya ia tidak menyetujui ide Jay.

"Baiklah, bagaimana jika Akira harus sering-sering bermain dengan kita, dari dulu selalu begitu, kan?" ucap Jay kembali mengeluarkan ide kreatifnya.

"Ya, memangnya dia akan bermain dengan siapa lagi selain kita, hah?" ketus Raka sudah ancang-ancang ingin menonjok temannya itu.

I Found You || Heewon [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang