22.Rendy minggat

1.5K 168 1
                                    

***

Haikal, Raka, jaendra dan cahyo kini sudah berada di rumah mereka masing masing.

"Mau makan lagi ga?" Tanya haikal pada jovan dan Rendy yang sedang sibuk menatap ponselnya.

"Masih kenyang gw"

"Gw juga"

Haikal mengangguk lalu duduk di samping abah.

"Ga tidur A? Udh malem loh" Tanya abah

"Entaran aja bah, A'A masih melek"

Mereka berkumpul di ruang tengah sambil bercerita gembira.

Sedangkan disisi lain.
Mahen kini sedang duduk bersama ibu dan Tio di depan TV.

Pemuda itu menatap seluruh isi ruangan hingga mata nya tak sengaja melihat foto sang ayah yang terpajang rapi.

Mahen menatap dalam ke arah foto itu sambil menahan air matanya.

"Mahen, kenapa nak?" Tanya ibu saat melihat mahen yang terus memalingkan kepalanya.

"Gpp bu, andai aja bapa masih sama kita pasti kita lagi ketawa bareng bapa sekarang" Ujar nya dengan suara bergetar

Ibu sedikit terkejut mendengar ucapan mahen itu, ia memeluk dan mengelus rambut anak bungsunya.

Sedih sunggu sedih rasanya, ibu mengecup pucuk kepala mahen dalam bahkan tak terasa buliran air mata ibu mengalir.

"Sabar ya nak"

Mahen melepas pelukannya saat merasa isakan ibunya mulai terdengar.

"Ibu, ibu nangis"

"Maafin mahen ya bu udh bikin ibu keinget bapa lagi"

"Gpp nak"

Kedua ibu dan anak itu berpelukan dan meluapkan kerinduan mereka pada sang ayah.

*****




















Kringgg... Kringg....
06.00

Alarm pagi sudah terdengar di rumah haikal.

Pemuda berkulit Tan itu meregangkan otot nya lalu menggoyang goyangkan tubuh jovan.

"Jov, bangun udh pagi cepat bangun kita kesekolah"

Setelah melihat jovan terbangun, haikal pun berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.

Tak hanya jovan, bahkan Rendy pun ikut terbangun sekarang.

Pemuda itu meregangkan otot nya lalu
Bangkit dari tidurnya.

"Sekolah lu?" Ujar nya

"Ya iya lah, mana mager lagi gw"

"Awokawok kacian"

"Biarin dari pada lo, kualat sama ortu"

"Lah lo juga kualat ogep"

Jovan langsung berlari ke kamar mandi saat tangan Rendy mulai terangkat untuk memukulnya.

*
*
*
*
*

Ke dua pemuda itu sudah bersiap dengan pakaian sekolah mereka.

"Kuy berangkat"

"Abah mama, A'A sama jovan berangkat dulu ya"

"Iya nak, hati hati ya"

"Iya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Circle bobrok | DREAMIES √Onde as histórias ganham vida. Descobre agora