❲ BONUS : MEMORY ❳

724 70 75
                                    


──────────────

The real eternity, is memories

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The real eternity, is memories

──────────────






Sore hari menjelang malam, [Name] nggak tau kenapa ia bisa ada di situasi membagongkan ini. Padahal tadi baru pulang dari makam gurunya bersama sang suami. Tiba-tiba di seret ke rumah Iguro alias rumah Mitsuri. Dimana para wanita mondar-mandir-mondar-mandir cuman untuk mencarikan aksesoris dan meriasnya.

"Ano... Untuk apa mendadani aku?"

Mitsuri gemas sendiri karena pertanyaan polos tersebut. "Mau jalan-jalan masa tampil lusuh?"

"Ya... Nggak sih..."

"Gini yaaa, [Name]-chan ku sayang" Megumi tersenyum padanya. "Kamu dan Muichirou pasti jarang ada waktu mesra karena ada Yuzuki-chan kan?"

"Tidak, aku dan Mui senang jika ada Yuzuki" [Name] menjawab serius, kehadiran anaknya bukan sebuah halangan.

"Udah nikah kok masih polos sih..." Mantan muridnya menghela nafas. Ia menarik bahu [Name] dan membisikkan sesuatu yang... Pokoknya langsung membuat wajah wanita itu memerah.

"I──itu privasi!"

Haruka menghela nafas. "Kita semua udah menikah, kalo aku blak-blakan ngomong pun, nggak akan masalah"

Tapi muka [Name] udah merah banget-banget-banget. Dari kejauhan pun, Hinatsuru udah tau wanita itu tengah malu luar biasa.



"Apa Tokitou-kun tidak ingin memberikan adik pada Yuzuki-chan?"

"Shi──Shinobu-san...!"

"Mungkin Tokitou-sama cemburu?" Nezuko menimpali sambil mewarnai bibir kakak iparnya, Kanao.

Mengingat kasus Inosuke yang cemburu ke anaknya sendiri, akhirnya dia cuman pengen satu anak aja.

[Name] menunduk. Wajahnya masih penuh dengan rona. "Sebenarnya... Mui mau-mau saja... asal aku mau..."

"Hmm?? Aku tidak dengar!" Istri Uzui, Makio ikut-ikutan menggoda [Name].

"Aih! Jangan bahas begituan! Aku ingin menemui Yuzuki"

Mantan pilar cinta langsung menahan bahunya agar tidak kemana-mana. "Tidak perlu khawatir soal putrimu, dia ada di tangan yang tepat!"

Harumi mengangguk. "Yang penting sekarang, sensei harus siap-siap kencaan~"

Mau nggak mau, nyonya Tokitou harus pasrah. Mitsuri dan Harumi sibuk menghias rambutnya meski dengan model sederhana.



***






𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Where stories live. Discover now