09. Returning the Favor🔞

2.9K 88 2
                                    

Baca sesuai urutan judul.
Vote dong tukhon:)

Heppi riding, typo(s) everywhere:')

........

D͓̽A͓̽R͓̽K͓̽ B͓̽L͓̽O͓̽O͓̽D͓̽

Keesokan harinya, James kembali bersekolah diantar oleh Net. Sebelum Net pergi dia sudah berpesan kepada James untuk pergi ke perpustakaan dulu untuk mengambil buku baru karena semua buku James rusak karena ulah gangster.

Setelah mendapatkan semua bukunya, dia membawa itu ke kelasnya dibantu oleh seorang duta perpustakaan mengingat tangannya masih sakit. Banyak pasang mata yang menatap aneh James seolah James adalah anak baru di sana, wajar karena dia menghilang selama dua bulan lebih.

"James, darimana kamu? Aku kira kamu sudah putus sekolah ahahaha." kata pemuda yang lebih tinggi darinya.

Pemuda itu berjalan ke arah mejanya dengan tiga temannya, satu pemuda dua pemudi. Empat orang itu mengelilingi meja James dengan wajah songong terpasang apik.

"Katakan, darimana kamu?!" bentak seorang gadis dengan potongan mullet.

"Aku habis sakit."

"Kenap tidak sekalian mati saja ahahaha." empat orang itu melakukan tos seolah berhasil memenangkan undian.

James mempertahankan peran yang sebenarnya dia sendiri sudah muak memainkannya. Dia tetap menunduk agar empat orang itu tidak melihat bagaimana James menahan amarah dengan menggertakkan gigi.

"Heh lihat kami, cupu." seorang gadis dengan penmpilan girly menekan lengan kiri James yang terluka.

"Awhh!" James menarik lengannya dengan kuat.

"Kamu sudah berani melawan?!" kata pemuda berkulit tan yang tingginya hampir sama dengan James.

"A-aku tidak.."

"Anak-anak duduk ke kursi kalian masing-masing." seorang guru laki-laki datang, Dewi Fortuna baik sekali pada James.

Semua murid duduk di tempatnya masing-masing. Empa orang tadi tersenyum manis pada James dan mengucapkan kata 'rindu dan semangat' dengan cukup keras agar mereka terlihat sangat suportif terhadap semua temannya.

Munafik. - batin James.

Saat istirahat James pergi ke dekat gudang alat kebersihan untuk memeriksa sesuatu. Dia masuk ke dalam sana dengan kunci yang dia punya, entah dari siapa. Di dalam sana dia menggeser sebuah lemari kayu, lalu mengangkat sebuah ubin, ternyata di bawah tanah ada semacam lubang kecil sekitar ukuran 50x50 sentimeter.

"Gawat! Di mana senjataku?!"

Cklek

James menoleh dengan cepat sambil menutup kembali ubin itu. Nafasnya tercekat sesaat kemudian dihembuskan dengan penuh kelegaan. Dia berdiri merapikan lemari seperti semula lalu berjalan ke arah orang itu.

"Dimana senjataku?"

"Ada padaku, tenang saja."

"Kenapa kamu mengambilnya?"

𝕯𝖆𝖗𝖐 𝕭𝖑𝖔𝖔𝖉 [𝖒𝖆𝖙𝖚𝖗𝖊 ++]Where stories live. Discover now