01

6.8K 363 46
                                    

"Ngapain lo?"

Jeongwoo yang tengah menunggu Doyoung di teras menoleh kearah Haruto yang sudah rapi dengan seragam sekolah sama seperti dirinya.

"Jemput kak Doyoung lah." Jawab Jeongwoo lalu berjalan mendekati Haruto.

"Mana kakak lo?" Lanjutnya bertanya sambil mengintip ke dalam rumah. Berharap sosok Doyoung muncul.

Sebenarnya di atas itu hanyalah pertanyaan basa-basi yang bodoh. Kenapa? Sebab Haruto bahkan seisi dunia juga sudah tau jika Jeongwoo ingin menjemput Doyoung.

Bukan dirinya yang padahal selalu berharap jika suatu hari Jeongwoo akan menjemputnya seperti laki-laki itu menjemput sang kakak.

Haruto menggeleng pelan. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak berharap lagi karena itu hanya akan membuat dirinya kecewa.

"Eh? Beneran jemput?" Kaget Doyoung yang baru muncul dengan tas selempang nya.

"Iya, kak. Hehe, ayo kita berangkat." Ajak Jeongwoo sambil nyengir ganteng.

"Em, bareng sama Haruto boleh? Soalnya ban motornya lagi kempes. Belum di tambal." Tanya Doyoung pelan.

Jeongwoo tidak punya alasan untuk menolak jika Doyoung yang meminta. Lagipula dia dan Haruto satu sekolah.

"Enggak enggak, gak usah. Gue naik taksi online aja. Udah pesen bentar lagi dateng." Tolak Haruto dan selang beberapa detik setelahnya, sebuah mobil berhenti tepat di belakang mobil milik Jeongwoo yang terparkir di depan pagar.

"Nah itu. Gue duluan." Pamit Haruto yang langsung pergi tanpa menunggu balasan dari Doyoung ataupun Jeongwoo.

Sungguh, dari pada harus satu mobil dengan mereka berdua, Haruto lebih memilih pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Kenapa? Sebab, Jeongwoo pasti akan terus menggoda Doyoung dan mereka akan bermesraan seperti yang biasa keduanya lakukan saat di rumah.

Haruto tentu saja merasa sakit hati dan cemburu. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menahan rasa itu dan pergi ke tempat lain. Kemana saja asal jangan melihat mereka berpacaran.

"Jalan, pak." Titah Haruto setelah menutup pintu mobil.

"Iya, mas."

Dan mobil pun mundur perlahan untuk keluar dari area kompleks perumahan.

Di sepanjang perjalanan, Haruto hanya diam melamun sambil menatap kearah luar melalui jendela mobil. Memikirkan banyak hal. Tentang pelajaran, tugas-tugas yang menumpuk, hidupnya yang selalu sama setiap hari, serta Park Jeongwoo.

Yang terakhir tak pernah Haruto hilangkan dari pikirannya. Ah, lebih tepatnya tidak bisa.

Pernah dulu, Haruto mencoba untuk melupaka perasaan pada Jeongwoo, tapi yang terjadi justru rasa cinta itu semakin besar sehingga membuat Haruto menjadi bodoh hanya karena rasa cintanya. Tetap bertahan di titik yang sama walau sering tersakiti.

Karena apa yang orang katakan jika cinta akan membuat seseorang menjadi bodoh itu adalah benar.

@@@

Ada banyak alasan kenapa Haruto bisa menyukai Jeongwoo. Pertama mereka adalah teman dekat sejak kecil. Tetanggaan. Satu kelas dan satu sekolah. Yang mana itu artinya mereka selalu bertemu dan juga bersama.

Yang Haruto tidak pahami di sini adalah, kenapa Jeongwoo bisa jatuh cinta pada Doyoung padahal jelas-jelas dirinya lah dekat dengan laki-laki itu?

Cinta memang menyebalkan.

Ah, iya. Untuk paragraf di atas, tambahkan juga teman sebangku.

Unrequited Love || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang