09

2.5K 264 15
                                    

"Jangan deketin gue lagi."

"Kak Doyoung suka sama lo. Kalau kita terlalu dekat kaya gini, dia bisa terluka, Woo."

"Ah, fuck!"

Jeongwoo mengumpat saat bola yang dia lempar tidak masuk ke dalam ring dan malah memantul kembali kearahnya karena mengenai dinding ring.

"Park Jeongwoo, kamu baik-baik saja?" Tanya guru olahraga mereka yang bernama pak Shin Taeyoung.

Jeongwoo menatap kearah pak Shin dan seluruh rekan basketnya yang ternyata juga tengah melihat kearahnya. Permainan pemuda Park itu hari ini entah kenapa sangat buruk tidak seperti biasanya. Dan semua orang tentu menyadari hal tersebut. Jeongwoo tidak bisa fokus pada permainan. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran pemuda berbahu lebar itu.

"Saya oke, pak." Jawab Jeongwoo pelan. Tidak terlalu yakin dengan ucapannya barusan.

"Kamu yakin? Jika kamu merasa kurang baik, kamu bisa berhenti dan beristirahat." Kata pak Shin.

"Yakin, pak. Saya cuman kurang fokus aja." Ucap Jeongwoo sambil mengangguk dan meraih bola yang berada di pinggir lapangan.

Baru saja permainan berjalan dua menit, saat Jeongwoo sudah bisa memfokuskan dirinya, Haruto bersama dengan Junghwan berjalan beriringan di lorong sambil memakan ice cream dan membicarakan sesuatu yang terlihat sangat serius.

Sampai pada saat di mana, Haruto terlihat kesal dengan Junghwan yang tertawa lepas.

Membuat Jeongwoo sukses kehilangan fokusnya.

Terlebih saat Junghwan menyeka sudut bibir Haruto menggunakan ibu jarinya yang membuat kedua pemuda itu terlibat dalam kontak mata selama beberapa detik sebelum akhirnya Haruto memutuskan eye contact tersebut dengan gesture salah tingkah. Pun dengan Junghwan yang tampak gugup.

Jeongwoo mengepalkan tangannya erat di samping tubuh. Melihat adegan itu entah kenapa membuat hatinya terasa panas seperti terbakar.

"Jeongwoo, awas heh!"

BUGH!

Jeongwoo hampir saja terjatuh jika tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya saat bola basket mengenai kepalanya dengan cukup keras. Entah siapa yang melemparnya sampai bisa sekeras itu. Yang pasti, dia pasti punya dendam terselubung.

"Anjir, kenapa lu malah bengong si? Kan jadi kena bola tuh kepala. Benjol gak?" Tanya Jaehyuk menghampiri Jeongwoo yang memegangi kepalanya.

Jeongwoo tak menjawab. Membuat yang lain ikut mendekat.

"Kalau kepala Lo sakit, udahan aja. Daripada nanti pingsan, gue mager gotong lo ke UKS." Kata Junkyu kelewat jujur.

Jeongwoo menoleh sekilas kearah Junkyu sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan lapangan. Percuma juga dia bermain jika pikirannya kacau. Hanya akan menghambat jalannya permainan seperti yang baru saja terjadi.

<><><><>

Seorang pemuda yang duduk seorang diri di sebuah kursi panjang dengan segelas kopi instan yang dia beli di cafe beberapa menit lalu itu terasa sudah mendingin. Sementara di hadapannya saat ini, ada sepasang kucing jantan dan betina yang sedang kawin dengan mesranya.

Sungguh pemandangan yang.. er.. entahlah.

Sampai kedua kucing itu akhirnya kabur saat seorang laki-laki datang dan memegang pundak lebar si pemuda yang sontak tersadar dari lamunannya.

"Kak Young," ucap Jeongwoo sambil tersenyum tipis kearah Doyoung yang baru saja keluar dari kampusnya.

"Kok gak ganti baju?" Tanya Doyoung membuat Jeongwoo langsung melihat ke tubuhnya sendiri yang masih mengenakan seragam basket. Benar. Jeongwoo lupa menggantinya. Lagipula guru-guru tidak ada yang menegur, jadi tidak masalah.

Unrequited Love || JeongHaru [End]Where stories live. Discover now