28. 2

1.4K 131 5
                                    

Cie, update.


Kedua mata itu perlahan terbuka.

Jeongwoo mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya bangkit dari kasur dan meringis pelan sambil memegangi kepalanya yang terasa pening bukan main.

Sedetik kemudian, rasa mual menyerang pemuda itu yang membuat Jeongwoo mau tidak mau langsung beranjak dan pergi ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya.

Setelah di rasa selesai, Jeongwoo pun segera mencuci wajah nya dengan air dan menatap pantulan dirinya di cermin. Mencoba mengingat apa yang terjadi hingga ingatan terakhirnya jatuh pada saat di mana Jeongwoo menemukan wine milik Chanyeol dan meminum nya.

Ah, benar. Dia mabuk.

"Bisa-bisanya." Jeongwoo geleng-geleng kepala. Tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang berani mabuk di rumah dan di saksikan oleh Bunda nya. Hhh, pasti setelah ini Chaeyoung akan mengamuk dan memarahi Jeongwoo habis-habisan.

Duh, jadi takut keluar kamar. Apa Jeongwoo pura-pura pingsan saja ya sampai besok?

Hm, boleh di coba.

Namun, beberapa saat kemudian, Jeongwoo baru terpikirkan sesuatu.

Yang mana membuat nya langsung berlari keluar toilet dan kamar mencari seseorang yang tak lain adalah,

"Haruto mana?" Tanya Jeongwoo setelah menuruni tangga secepat kilat.

"Bagus. Sudah bangun kamu?" Itu adalah Chaeyoung yang baru saja muncul dari arah dapur dan memberikan tatapan tajam pada putra sulung nya yang seketika langsung mati kutu di tempat mendapat tatapan seperti itu dari sang Bunda.

"Belum, Bun. Ini roh nya. Jeongwoo yang asli ada badak nya masih tidur di kamar."

Plak!

Sedetik setelah menjawab seperti itu, Jeongwoo langsung mendapat pukulan di lengan bagian atasnya dari Chaeyoung menggunakan sutil yang sontak saja membuat Jeongwoo meringis. Ingat, pukulan seorang emak-emak tidak pernah main-main.

"Gak usah becanda kamu, Park Jeongwoo!" Ucap Chaeyoung dengan nada yang sedikit tinggi. Membuat Jeongwoo kembali meringis karena merasa ngeri.

"Maaf, Bunda." Lirihnya.

"Kamu tuh ya. Ngapain kemarin pakai segala minum-minum, hah? Mana sampai mabuk lagi! Kamu--"

"Maaf, Bun. Gak bermaksud kurang ajar motong omelan nya Bunda, tapi dengan segala rasa hormat aku mau tanya."

"Di mana Haruto?" Tanya Jeongwoo membuat Chaeyoung yang ingin marah-marah langsung menunda sejenak emosinya untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Dia udah pergi sekolah lah." Jawab Chaeyoung yang membuat Jeongwoo tentu saja kaget. Sampai matanya melotot.

"Kok gak nungguin aku?!" Tanya Jeongwoo yang kembali mendapat pukulan Sutil oleh Chaeyoung.

"Ya gimana Haruto bisa nungguin kamu orang kamu nya aja tidur udah kaya lagi mati suri?!" Balas Chaeyoung tak kalah ngegas.

"Ish, Haruto gak bisa di biarin sendiri, Bun. Bahaya."

"Yaudah aku mau susul dia ke sekolah." Final Jeongwoo yang langsung berlari menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil dan mengabaikan teriakkan Chaeyoung yang menggema di penjuru rumah.


•───────•°•❀•°•───────•

Sementara di sisi lain, Haruto, pemuda itu tengah fokus mendengarkan materi yang guru fisika di depan sana terangkan sembari menyalin rumus yang ada di papan tulis pada buku tulis miliknya.

Unrequited Love || JeongHaru [End]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin