04

2.7K 299 45
                                    

"Lo bisa cerita ke gue, Ru. Jangan pendem sendiri apapun masalah yang lagi lo hadepin. Gue ada di sini, buat lo." Kata Jeongwoo lembut dengan tatapan teduh kearah Haruto yang kini duduk bersandar pada dashboard ranjang dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Pemuda itu baru saja bangun dan memakan bubur yang Doyoung berikan. Itupun Jeongwoo harus membujuk Haruto agar mau makan. Walaupun hanya setengah, setidaknya ada perut sahabatnya itu tidak kosong.

"Gue kangen sama Papa sama Mama." Jawab Haruto pada akhirnya sambil menunduk. Tak ingin menatap Jeongwoo yang pasti akan tau jika dirinya tengah berbohong.

"Ru, Om Hiro sama Tante Ryuka udah bahagia di atas sana. Gue yakin lo juga tau soal ini. Jadi, kalau lo kangen, doain mereka aja. Minta mereka buat dateng ke mimpi lo buat ngilangin rasa kangen lo ke mereka berdua." Kata Jeongwoo pelan.

"Gue tau ini berat buat lo. Kangen itu wajar, tapi jangan sampai rasa kangen itu jadi beban pikiran yang ngebuat lo sampai sakit kaya gini. Mereka pasti sedih liat lo begini di atas sana. Lagian lo gak sendirian kok. Ada gue, kak Doyoung, sama Junghwan? Kita semua sayang sama lo, Haruto." Sambung pemuda pemilik wolfie eyes itu.

"Em.."

Jeongwoo tersenyum. Tangan besarnya perlahan terangkat untuk mengusap surai kemerahan milik Haruto yang kembali di buat goyah.

"Nanti gue anter ke makam mereka kalau lo masih kangen." Ucapnya sambil menjauhkan tangan dari kepala sang sahabat yang kini perlahan mendongak.

"Udah enggak. Boleh peluk?"

Jeongwoo tertawa. Haruto sangat menggemaskan dengan ekspresi wajah yang seperti ini.

Grep!

"Harusnya lo gak usah tanya, karena lo bisa peluk gue kapanpun lo mau, To." Kata Jeongwoo sambil membawa Haruto ke dalam pelukannya.

"Gue sayang lo..." Lirih Haruto melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jeongwoo yang tersenyum mendengar ucapan pemuda jangkung itu.

"Gue juga sayang lo, Haruto." Balas Jeongwoo menaruh dagunya di pucuk kepala Haruto dan memejamkan mata. Menikmati pelukan mereka yang terasa sangat berharga.


🐺🦋

"Kak Ruto!"

Haruto yang tengah asyik mengobrol bersama teman-temannya menoleh kearah Junghwan yang berlari menghampirinya.

"Kenapa, Hwan?" Tanya Haruto bingung.

"Gak papa. Gue cuman mau nanya gimana keadaan lo? Baik-baik aja, kan?" Pemuda So itu bertanya dengan khawatir.

"Gue gak papa. Kecapean doang." Jawab Haruto membuat Junghwan menghembuskan nafas lega. Iya, se-khawatir itu dia sama Haruto.

"Syukur deh. Gue takut lo kenapa-napa, kak." Aku Junghwan jujur.

"Santai. Gue aman kok." Balas Haruto.

Junghwan mengangguk dan tak ada percakapan yang terjadi setelahnya. Sampai Yedam angkat suara membuat semua mata tertuju padanya.

"Kalian gak ada niatan buat pacaran gitu? Cocok gue liat-liat." Celetuk Yedam sambil tersenyum manis yang membuat Haruto melotot seketika dan Junghwan langsung tersedak air ludahnya sendiri.

"Ngomong apasi lo?" Kata Haruto sedikit kesal pada temannya yang satu itu. Tatapannya beralih pada Junghwan. "Sorry, Hwan. Temen gue cuman becanda." Lanjutnya tidak enak. Bukan apa, Haruto takut Junghwan tidak nyaman dengan ucapan Yedam barusan.

Unrequited Love || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang