Prolog

1.1K 109 29
                                    

Shienna tau benar, menjadi putri tunggal keluarga Bangsawan jelas memberikannya banyak keuntungan.

Ia akan meneruskan kedudukan Mama sebagai Direktur Rumah Sakit suatu hari nanti. Meskipun dalam pelaksanannya, Shienna harus menjalani berbagai tahapan agar mampu duduk dikursi milik Mama diwaktu yang tepat.

Sekarang, Shienna masih mempelajari sistem berlaku disamping ia adalah Manajer Hukum dan Organisasi Tata laksana.

Bisnis Rumah Sakit turun-temurun memiliki kerentanan hukum. Maka Shienna diinginkan Mama sebagai sebuah payung. Bentukan perlindungan, penuntutan, maupun serangan balik kalau-kalau sesuatu sampai merugikan Bisnis. Hal-hal demikian tidak asing lagi dalam sebuah jembatan antara Sel Tahanan ataukah Puncak Kejayaan.

Usia dua puluh tujuh tahun: Sudah sangat matang, putri tunggal, cerdas, masa depan terjamin, bersendok dan menginjak permadani emas, tubuh menarik dan wajah cantik. Siapa yang tidak akan tertarik?

Setidaknya rekan kerja sekaligus pembisnis yang memiliki putra telah beberapa kali melakukan pendekatan pada mama. Sayang, kesemuanya tak menjerat hati Shienna kendati ditawarkan limpahan harta dan jaminan kedudukan tak kalah dari darinya.

Tetapi, Kim Taehyung berbeda. Pria seksi dua puluh delapan tahun. Pekerjaannya sebagai dokter spesialis Forensik dan Medikolegal, sejujurnya— kualifikasi itu bisa kalah dari pemilik pulau ataupun pengusaha jam tangan mendunia, kan? maksudnya, Shienna bisa mendapatkan pria sangat sempurna.

Namun Shienna sangat mencintai dan tertarik padanya.

Dimata Shienna, uh.. maksudnya, dimata Shienna dan Mama, Taehyung itu luar biasa memikat. Wajah luar biasa tampan, badan kokoh menarik, gesitnya tangan bertindak, pekerjaannya memuaskan serta otak frontal sekali pintarnya.

Alasan itupula memberikan Taehyung kemudahan menjadi Kepala Bagian Forensik dan Medikolegal serta tunangan putri tunggal Kang Soora, Shienna Sien.

Ruang Otopsi barangkali tengah dipersiapkan kedatangan Jenazah untuk diidentifikasi. Layar ponsel menyala dan bergetar diwaktu yang sama, sebagai pemberitahuan jika Pria tengah tertidur itu harus segera bangun dan pergi kesana.

Menggeliat, Taehyung meraba meja kecil disamping tempat tidur dan mematikan alarm. Menghembuskan napas, membuka mata menemukan wanita masih terlelap memeluknya erat.

"Sudah harus pergi?"

Atau barangkali Shienna juga telah bangun tapi enggan menjauhi dada bidang Taehyung sebagai tumpuan kepalanya.

Shienna mendongkak mengamati Taehyung. "Hubungi dokter Forensik lain saja, atau aku yang akan menghubungi salah satu diantara mereka."

Taehyung menggeleng lalu mengusap pipi Shienna. "Aku bisa dipecat oleh Direktur kalau mainnya orang dalam beginiz tidak professional." ucapnya terkekeh mendapati Shienna akan memprotes dan menahannya sekali lagi. "ini kasus besar, Shien. Aku harus berada disana."

Sebelum memakai snelli, jas dokter. Taehyung mengancing kemeja biru cerahnya cepat. "Sepertinya ini akan memakan waktu cukup lama, makan siang sendiri lagi tidak apa-apa ya?" kata Taehyung menepuk pelan kepala Shienna sudah duduk diatas tempat tidur. Begitu Taehyung akan pergi, Shienna menahan lengannya membuat pria itu berbalik mengamati tangan mungil Shienna menurun pada telapak tangan besarnya.

"Menunduk sedikit." ucap Shienna langsung dituruti Taehyung. Ia merapikan rambut Taehyung. Mencium pipi pria itu lalu mengatakan, "Sekarang sudah boleh pergi. Aku mencintai pria yang selalu dibanggakan oleh Ibu Direktur ini."

Taehyung mengulas senyum, meninggalkan Shienna didalam ruangan pria itu sementara Shienna mengamati punggung Taehyung telah hilang bersama pintu ditarik Taehyung untuk menutup kembali. Ia merapikan tempat tidur, berdiri depan cermin mengikat rambutnya tinggi dan mengancingi dua kancing kemeja sewarna persik dipakainya.

FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang