Chapter 2: Lidah yang pintar

458 86 27
                                    

Chapter 2,
telah direvisi.








Rapat Direksi sudah selesai, warna Jingga dilangit cukup membuktikan seberapa diluar dugaannya waktu yang dihabiskan dari perkiraan pemaparan sekaligus perdebatan setiap dewan yang tidak akan menemukan titik temu jika saja direktur rumah sakit tidak langsung melakukan cut-off dan meminta solusi ketimbang seringnya mulut terbuka lebar hanya berniat menjatuhkan.

Shienna banyak belajar dari Kang Soora. Salah satunya adalah tidak terhempas ketika ia akan ditumbangkan sebenarnya.

Ingin mencari kandidat lain lebih kompeten mengurusi hukum dan tatanan organisasi rumah sakit, katanya. Sebab Shienna terlalu muda, perjalannya masih panjang, banyak hal tidak ia ketahui dengan matang, terlalu memihak, sangat-santa beresiko, dan banyak lagi alasan mereka tak menyukai Shienna untuk didedikasikan sebagai Direktur masa depan.

Tapi Soora— bukan sekedar sebagai ibu tunggal Shienna saja, ia menjadi pimpinan sangat adil dalam mempertahankan sesuatu tetap ditempat dan sesuai tupoksinya. Tentu hal tersebut besarnya adalah bentukan ia melindungi putrinya dan berbagai arah serangan.

Baru saja bangun dari kursi dan keluar ruang rapat, sebagai orang terakhir sebab Shienna banyak menghabiskan waktunya disana merenungi dan memperdalam kebijakan yang tengah ia ingin laksanakan. Ingin menunjuk diri bahwa Shienna bisa, ia mampu, ia kompeten dan Shienna.... ingin terbaik untuk Lomanic pula, sama seperti harapan direksi yang tak ingin rumah sakit tersebut cacat atau memiliki celah bisa dihancurkan.

Shienna ingin melindungi dan membesarkan Lomanic juga!.

Ponselnya berdering didalam tas dan Shienna segera mengambilnya.

"Mama memiliki pertemuan lain harus dihadiri, jadi tidak bisa bertemu denganmu Tae. Makan malamnya ditunda." katanya langsung ketika menerima telepon dari Taehyung.

"Sudah selesai? aku menunggu di ruanganmu." Shienna bisa mendengarkan suara Taehyung. "tidak masalah, Direktur meneleponku beberapa menit yang lalu."

"Mama meneleponmu?" Shienna jadi penasaran, apa yang dibicarakan Soora pada Taehyung. Apakah sama dengan perbincangan mama bersama Shienna ataukah ada hal lain.

"Berbicara tentang?" Shienna menyusuri koridor menuju ruangannya. Membalas sapaan beberapa orang yang lewat.

"Tidak ada hal penting, direktur menitipkan putrinya malam ini." Shienna melipat bibir, menyembunyikan senyumannya. Bagaimanapun, Shienna lebih awal memberitahukan Soora kalau malam ini ia tidak akan pulang kerumah. Ia akan menginap di apartement Taehyung.

"Aku meminta izin direktur membawamu menginap." oh— Taehyung juga mengatakannya pada Soora bahwa mereka akan menghabiskan waktu bersama.

"Iya, jadi apakah kita bisa pulang sekarang?" Shienna tersenyum lebar ketika ia telah membuka pintu ruangannya dan mendapati Taehyung menyandarkan badannya dekat meja kerja Shienna. Memasukkan kedua tangannya dalam saku sementara ia memakai earpods.

Shienna segera mematikan sambungan telepon keduanya ketika Taehyung melangkahkan kaki kedekat Shienna. Meninggalkan meja kerja Shienna. Menepuk kepala Shienna pelan lalu menggenggam tangan Shienna menuju parkiran mobil Taehyung.

"Rapatnya lama sekali." Taehyung mengatakan kenyataan, sebab menurut kesepakatan, tidak akan sampai berlarut-larut begini. Shienna mengangguk ketika memakai seat belt.

"Terjadi sesuatu?" Taehyung mengusapi pungung tangannya. Membawa mobil dengan kecepatan lumayan agar keduanya tiba lebih cepat pula.

Shienna menyandarkan seutuhnya badan ke kursi, menghela napas berat. "Sebenarnya aku malas untuk mengingatnya lagi. Seperti mengulang-ulang hal yang sama, kepercayaan mereka tipis sekali, aku tidak bisa menandingi mama kata mereka." katanya membuat sudut mata Taehyung melirik spontan dan gerakan bibirnya menjadi mengatup rapat.

FiancéWhere stories live. Discover now