Chapter 11: Amarah Tertahan

296 50 7
                                    

Tepat pukul tiga malam, Taehyung berdiri sendirian disalah satu ruang Forensik. Menyakukan tangan, tak jauh dari kaca tebal dihadapannya. Masih mengenakan pakaian kerja berwarna biru seorang dokter Forensik.

Ia tengah memperhatikan arah pria berjaket hitam, mengenakan topi dan masker senada. Yeonjun. Anggota timnya itu membawa ransel hitam besar. Keluar Lomanic dari arah khusus, menuju gedung belakang dan mobil Van tengah menunggu nya tak jauh dari persimpangan jalan.

Sudut-sudut bibirnya tampak tenang, sama dengan tatapan tak bermakna apa-apa dari Taehyung. Hanya menatap, tetapi seolah kosong. Kemudian ketukan pintu dari luar menyadarkannya, membuatnya menoleh pelan dan mendapati kehadiran Jungkook memakai jaket boomber segera menutup pintu dan duduk di sofa tanpa dipersilahkan sekalipun.

"Bukti rekaman untuk hari ini." sebuah rekaman diletakkan diatas meja.

Taehyung lalu duduk berhadapan bersama Jungkook. "kalau saja kasusnya tidak dilaporkan kepada kepolisian, seharusnya pekerjaan sekarang bukanlah apa-apa." kata Jungkook merebahkan badan.

Ada dua mayat kembali ditemukan, seperti biasa, ketika penemuannya adalah mayat, maka tim Taehyung mengambil alih. Sementara tim lain tengah sibuk menyelesaikan permintaan beberapa orang: melakukan pemeriksaan lainnya sebagai penunjang atas pelaporan.

Berkedudukan kepala departement, Taehyung bertanggung jawab penuh pada proses otopsi. "tetapi Shienna Sien sepertinya tetap akan membuat laporannya dan menyerahkan kepada kepolisian besok, kan?" koreksi Jungkook.

"Aku akan menyimpannya, kau sudah boleh keluar sekarang." Taehyung mengambil bukti rekamannya, dan ketika ia akan beranjak bangun, Jungkook menegakkan badan, sudut bibirnya tertarik sedikit menyeringai.

"Kupikir urusanmu dengan Minji belum selesai ya hyeong?"

"Besok pagi temui Shienna dan katakan bahwa kau mengambilnya dengan hati-hati, sehingga tak akan terjadi masalah untuknya membuat laporan." Taehyung menegaskan.

"Kau memarahinya tanpa kesalahan yang dilakukannya, hyeong. Kau kecewa karena Minji bergerak lebih awal untuk membunuh Shienna tanpa kesakitan? bukankah lebih baik membuatnya mati dalam keadaan tidur daripada menyiksanya dengan penyakitnya sendiri?"

Kedua tangan Taehyung mengepal erat, ekspresi wajah mengeras bersama rahangnya sangat tajam. "apa ayah mengetahui tindakan tolol yang dilakukannya pada putri pemilik rumah sakit?!" suara Taehyung tegas, meninggi dan sangat dalam.

"Hyeong."

"Sampai pada telinga ayah, Kim Minji akan berakhir detik itu juga, Kim Jungkook! bisakah kau memikirkan hal itu?! aku sudah mengatakan untuk tidak mencampuri wilayahku. Baik kau, Minji, Hanni, Soobin maupun Yeonjun, kalian memiliki wilayah masing-masing jadi jangan mengganggu sesuatu tengah tenang tanpa berpikir panjang. Camkan itu."

Bukan Jungkook yang meninggalkan ruang khusus Forensik. Taehyung keluar setelah mengambil snelli miliknya lalu dipakai sembari melangkah kaki dengan lebar. Debuman pintu yang terdengar keras dan kemarahan Taehyung kentara sekali dihadapan Jungkook.

Pria itu memiliki insting sangat kuat, maka ketika tim nya terlalu banyak dan sering melihat kearah hadiah dipersembahkan pada Shienna, tentu saja tanpa diberitahu Taehyung memahami ada sesuatu didalam sana. Tersembunyi, dan ia tak diberitahu terang-terangan. Ketika ia memaksa Shienna berada disisi nya malam itu pun adalah tindakan sengaja Taehyung lakukan.

Ia sengaja membuka jendela kamar Shienna dan membiarkan udara mengambil alih kamar Shienna dan menepis perputaran udara berisikan zat beracun dari drop humidifier.

Taehyung bukan menyenggol, ia sengaja memecahkan dan melihat zat beracun dalam bentuk partikel debu didalam benda itu. Ia kumpulkan dan Taehyung buang dengan menggenggam erat kendati masih meninggalkan sisa. Dan Taehyung sengaja menidurkan Shienna dikamarnya kembali setelah ia membereskan segala kekacauan disebabkan Kim lainnya tanpa berniat membangunkan Shienna dan membuat wanita itu banyak bertanya.

FiancéHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin