Chapter 20: Let's Begin The Game

292 47 13
                                    


Jangan sider lagi, yuk. 🤍


Sebagai seorang detektif, Jimin diberkati ketajaman insting dalam pekerjaan. Seluas apapun jangkauan sebuah kasus, kalangan seperti Jimin harus mengecilkannya dan menangkap pelaku kejahatan. Tidak perduli seberapa sering mereka terkecoh, ancaman datang atau kehilangan bukti seolah telah terencana, pada akhirnya hal-hal penting tersebut memang harus didapatkan lagi bagaimanapun caranya.

Seringnya mengecek ponsel, Jimin belum mendapatkan keputusan Shienna. Terakhir ia menemui putri pemilik Lomanic tersebut adalah meminta Shienna membangun kesepakatan. Namun seperti telah Jimin sadari sejak awal, tidak mudah untuk Jimin menerobos ketempat sosok telah memberikan banyak pengaruh bagi Shienna.

Shienna diberikan sebuah buku sebelum Jimin meninggalkannya. Hellas in The Night. Katanya, Jimin mendapatkan dari kenalan. Buku diangkat dari kisah nyata. Dan yang membuat Shienna terkejut barangkali adalah latar tempat dan apa yang terjadi pada penulisnya sekarang.

Buku itu ditarik dari peredaran bahkan baru sebulan perilisan. Penulisnya meninggal dunia. Ditemukan gantung diri didalam kamar dengan sebuah catatan bahwa ia menyesal telah mengarang cerita, memprovokasi masyarakat untuk mempercayai apa yang sebenarnya terjadi di Hellas dan permintaan maaf.

Polisi turut membenarkan bahwa penulis buku tersebut tengah mengalami gangguan kejiwaan. Buku Hellas In The Night tidak sesuai dengan fakta, dan Jimin memberikan penekanan pada Shienna bahwa ia lebih mempercayai penulis buku tersebut daripada pihak Kepolisian.

"Kau sudah pasti mengetahui bagaimana rumah sakit Hellas mendapatkan sorotan atas kejayaannya. Tapi yang terjadi adalah ketidakjelasan dari akhir perkara mereka. Banyak kejadian terasa janggal." Jimin sempat menekan Shienna begitu.

"Pihak kepolisian awalnya sangat terbuka untuk menuntaskan kasus tersebut tetapi seiring berjalannya waktu, mereka seolah menutupi dan mengubah berbagai alur. Entah siapa dalangnya dan apa tujuannya."

Jimin membuka lembaran buku Hellas In The Night. Departement mereka mencuri organ-organ manusia untuk diperjualbelikan. Bukankah hal tersebut adalah sebuah kejahatan akan nyawa dan martabat manusia?

Shienna berulang-ulang membaca kalimat tersebut dan kepalanya seolah terhantam oleh sesuatu yang sangat besar. Penulisnya telah tiada, buku ditarik dari peredaran, tulisannya dianggap kontroversional, dan tidak ada pertanggungjawaban untuk akhiran yang pantas.

Shienna didalam gelapnya malam mengambil beberapa poto Jimin tinggalkan saat itu diatas mejanya. Poto-poto korban saat itu ditangani di Lomanic, ada poto korban longsor Jimin ambil dan menunjukkan keanehannya pada Shienna lalu ia menyandingkannya dengan dokumentasi didalam buku Hellas In The Night.

Bagaimana bisa korban semula terluka dibagian leher itu mendapati bekas luka memanjang di sekitar dada... dan membuat Shienna gelisah adalah: bekas luka didada itu terpola sama. Tempat awal lalu akhirannya. Dan penulis Hellas In The Night menyusun kalimat sederhananya.

Tangan dari Neraka.

Sangat berhasil membuat bulu kuduk Shienna merinding. Kalau benar ada sindikat jual-beli organ manusia didalam rumah sakit, sungguh... kekejian yang menyesakkan, bukan? semesta telah melahirkan manusia sedemikian rupa eloknya, lalu dikembalikan dalam sedemikian rusaknya? bukankah tangan-tangan yang melakukannya berasal dari Neraka?.

Pukul tiga malam di hari ke tiga setelah pertemuannya bersama Shienna, pria itu mendapati ponselnya bergetar diatas meja. Jimin sedang berdiri didepan papan penyelidikannya berbalik dan mendapati nama Shienna meneleponnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FiancéWhere stories live. Discover now