Chapter 14: Pengendalian Pertama

213 41 11
                                    

Amarah Taehyung meredam, vena membiru pada punggung dan lengan tampak sangat jelas sebelumnya mulai tenggelam, detak nadi terasa lebih lambat. Benturan dada Shienna juga terasa merenggang. Ada celah membuat Shienna bisa melepaskan diri. Mengurai pelukan, lekas langkah kakinya mundur dan Shienna menatap Taehyung sangat ringkih.

"Taehyung." suaranya menjadi serak seraya mengepal tangan kecil. "aku ingin pulih dan ku pikir satu-satunya cara adalah melepaskan diri darimu. Kau harus mendengar ini. Aku mencintaimu, sangat. Sampai-sampai segalanya dalam hidupku adalah dirimu. Tapi bukan berarti kau berhak bahkan hanya dengan memberikan pilihan membawa-bawa mama ku. Ayo putus, kita berdua, mari berpisah saja." kata Shienna bergetar.

"Ingin melepaskan diri dariku? putus? berpisah?" Taehyung terkekeh menyugar dan sedikit menjambak rambutnya sendiri. Satu tangan berpegang pada pinggang menoleh kearah lautan lepas sebelum kembali menatap Shienna.

"Bukankah sudah ku katakan sangat jelas Shienna Sien? aku... tidak akan mengembalikanmu pada direktur dalam keadaan yang sama seperti aku meminta nya!" Taehyung sedikit berteriak. Meremat kasar kedua bahu Shienna membuat wanita itu meringis menggigit bibirnya keras.

"Aku hanya mengatakan tinggalkan semua nya, apa itu sulit bagimu?!"

"Kenapa aku harus meninggalkan mamaku?" Shienna menantang kendati sekujur tubuhnya bergetar hebat. Taehyung bisa merasakannya dan seperti ia salah mengambil langkah malam ini.

Ketika sebelumnya mereka berdua baik-baik saja, pemikiran berkecamuk Taehyung membuatnya menghadirkan sisi lain didalam dirinya. Menguapkan amarah, emosi menggila dan sayangnya, dihadapannya adalah Shienna Sien yang selama ini tak pernah ia bentak secara kasar.

"Aku akan memilih mu, meninggalkan ayah dan semua kehidupanku Shienna. Bukankah seharusnya kau juga melakukan hal yang sama?!"

Shienna terdiam mendengarkan penuturan Taehyung. Bersungguh ia tak ingin menangis namun air matanya menguncur begitu saja, bahkan semakin deras. Jantungnya terasa ngilu dan Shienna merasa gelapnya malam menenggelamkannya pada satu titik keputusasaan.

Pria ini.... tatapan Taehyung, sentuhan Taehyung, semuanya kian asing. Atau, bukan, Shienna tak pernah melihat pria semengerikan ini menyuruhnya meninggalkan dunianya, Kang Soora.

"Mama ku.... lebih berharga dari mu Kim Taehyung." ucap Shienna dan detik berikutnya rematan dikedua bahunya tak lagi menyakitkan. Kedua tangan Taehyung jatuh begitu saja mendapati Shienna menatapnya dengan kebencian.

"Aku tidak mengerti apa yang kau pikirkan, apa tujuanmu untuk mengatakan..."

"Aku kesulitan Shienna."

"Kau menutupinya selama ini!" Shienna mengeraskan suara dan semakin terdengar betapa getaran itu berisikan kepiluan.

"Apa kau pernah memberitahukan perasaanmu? kau pernah mengatakan padaku kesulitan apa yang kau alami? kau pernah menceritakan seperti apa kehidupanmu sebenarnya?! kau tidak melakukannya!. Aku yang berjuang untuk terus mengetahui tentang pria yang sangat ku cintai sementara dia menutup pintu kehidupannya bahkan untuk aku wanitanya sendiri!"

Shienna mengusapi kedua pipi, "Kenapa kau meminta ku untuk melarikan diri, Taehyung?"

Tak ada jawaban. "Kenapa menyuruhku meninggalkan mama? kau tau kan bagaimana berharga nya mama untukku?"

Sayangnya Taehyung memilih bungkam. Shienna mengepalkan tangan, memukul Taehyung sekeras ia bisa lakukan kendati rasa lemah telah menginvasi sekujur badan sebab berhadapan dengan Taehyung tak memberikan alasan, jawaban, atau sekedar mengatakan ia tengah bergurau mengenai apa yang baru saja ia lontarkan.

Membiarkan Shienna melakukan apapun keinginannya. Sampai Shienna merasa pertanyaan yang keluar dari mulutnya terasa sia-sia, kenapa, kenapa, kenapa. Taehyung tak berniat untuk menjawab barangkali dan yang dilakukannya hanyalah mengatupkan mulut menurunkan tatapannya pada Shienna.

FiancéWhere stories live. Discover now