6. Suprise🌑

11.6K 594 74
                                    

Gue up
Selamat membaca!!

Violetta menghentikan langkahnya saat melihat pria yang dia ingin hindari muncul di hadapannya.

Damian pria itu memasukkan tangannya ke dalam saku celananya sambil menundukkan  kepalanya melihat gadisnya.

"apa ini, Violetta?" tanya Damian pada nampan yang berada di tangan Violetta, membuat Violetta mendengus.

"apa kau tidak bisa melihat? Jika tidak tolong periksakan mata mu pada ahli mata" sarkas Violetta melewati Damian yang terkekeh.

"mulut mu tajam sekali" ujar Damian membuat Violetta menghentikan langkahnya, Damian membalikan badannya melihat Violetta terdiam di tempatnya.

Damian melangkahkan kakinya mendekati Violetta dan memeluk gadis itu dari belakang.

Violetta membeku di tempat apa lagi Damian menaruh kepalanya di ceruk lehernya, posisi ini. Sama seperti pada saat kejadian di toilet wanita pada waktu itu.

"i miss you my little bunny" bisik Damian membuat Violetta seketika menjauhkan dirinya dari Damian dan menatap tajamnya.

"jangan berani kau menyentuhku Damian" ucap Violetta membuat Damian terdiam di tempatnya.

"jaga batasanmu, karena kau sudah bertunangan. Lagi pula kita hanya sekedar sahabat saja, tidak lebih" lanjutnya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Damian sendirian di lorong sepi.

Damian mengepalkan tangannya mendengar kalimat yang baru saja di lontarkan Violetta kepadanya.

"lagi pula kita hanya sekedar sahabat saja, tidak lebih"

Damian terkekeh pelan saat kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut gadisnya.

"sahabat? Ck, tidak sayang jangan pernah berkata seperti itu. Karena kita berdua adalah sepasang suami dan istri yang akan bersama kembali bukan seorang sahabat sayang" ucapnya dengan sorot mata penuh obsesi.

"ck, sial! Mengapa harus begini" ucapan Violetta barusan membuat hati Damian begitu sesak.

"Argh, Fuck!!" makinya sambil menendang angin

Hingga nada dering dari telepon  mengalihkan atensinya, Damian merogoh saku celananya melihat nama penghubung tersebut.

Damian mengeraskan rahangnya saat melihat nama Bianca tertera di HP-nya, Damian mengangkat panggilan dengan emosi yang masih kentara.

"JANGAN MENGANGGU KU, AKU LAGI SIBUK" Damian langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa memberi kesempatan pada Bianca untuk berbicara.

Damian menetralkan emosinya yang meluap. "kau harus tenang Damian" ucapnya pada diri sendiri, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Darrel dimana terdapat Ibu dan Ayahnya serta Violetta dan Ibu Violetta.

🌑Damian🌑

Damian memutar kedua matanya malas melihat kemesraan Darrel dan Violetta.

Sudah 5 jam ia disini, Ayahnya entah kemana sedangkan Ibunya sedang berada di dapur bersama Ibunya violetta.

Seketika Damian teringat Bianca, ia tadi tidak sengaja membentak gadis itu saat dia menghubungi-nya, bukan berarti ia harus meminta maaf tidak, ia sama sekali tidak sengaja membentak gadisi itu, jadi untuk apa meminta maaf toh, ia tidak bersalah.

Damian kemudian bangun dari sofa yang ia duduki melirik sejenak kedua orang yang berbeda jenisi itu.

Damian mengepalkan kedua tangannya begitu erat bahkan uratnya pun menonjol sempurna di telapak tangannya. Sejujurnya, ia tidak mau meninggalkan gadisnya sendirian bersama Darrel brengsek itu.

DamianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang