7. Little Bunny🌑

11.4K 526 58
                                    

Gue up
Selamat membaca!!

"Kakak kenapa pulangnya lama sekali, Kakak makan apa disana? apa makanannya enak? Kakak tidurnya nyenyak kan disana?" pertanyaan itu selalu terlontar di mulut Violetta, sedangkan Kenzo hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya.

"Kakak rindu Vio kan, pas Kakak disana?" pertanyaan itu membuat Kenzo seketika menatapnya dengan begitu dalam.

"tentu saja aku merindukan Adik manis ku ini" Kenzo mencubit pipi Adiknya yang sedikit berisi itu membuat Violetta mengangguk.

"Kakak... Apa Kakak sudah memiliki pasangan saat Kakak berada disana?" seketika tangan yang berada di pipi Violetta terhenti, Kenzo menurunkan tangannya dan menatap Adiknya begitu datar, apa lagi pertanyaan barusan membuat Kenzo tidak enak.

"Tidak" satu ucapan itu mampu membuat Violetta termenung sesaat. "oh, aku pikir Kakak sudah memiliki pasangan saat berada disana" ucap Violetta membuat Kenzo menghela nafasnya pelan.

"tidurlah sekarang, besok kau akan ke kampus" ujar Kenzo, saat ini mereka berada di kamar Violetta, karena Violetta ingin bertanya tentang Kenzo selama berada di luar negeri.

"Oh, aku lupa. Baiklah selamat malam Kakak" Violetta langsung mengambil selimutnya dan bersiap untuk tidur.

Kenzo terkekeh pelan melihat tingkah mengemaskan Adiknya. "selamat malam my dear" Kenzo mengecup pelipis Adiknya begitu lembut. "selamat malam juga Kakak" ucap Violetta dan memejamkan matanya untuk tidur.

Kenzo menatap Adiknya dengan senyum kecilnya, tak lupa ia mengelus pipi sang Adik dengan begitu sayangnya, bagi Kenzo. Adiknya begitu manja sekali kepadanya dan itu tidak membuat Kenzo merasa risih sedikit pun, justru ia menyukai Adiknya yang terus menempeli dirinya seperti prangko.

Tapi itu justru berbanding terbalik saat di luar, dia akan menjadi wanita dengan kepribadian yang berbeda.

Kenzo melangkahkan kakinya menuju pintu kamar, ia sedikit melirik Violetta apakah Adiknya itu sudah tidur atau belum, saat melihat Adiknya yang sudah tertidur begitu nyenyak, ia segera membuka cno pintu dan menutup begitu hati-hati.

Kenzo menyandarkan punggung tegapnya pada pintu kamar Violetta, ia memegang jantungnya yang berdetak sangat cepat. "kenapa perasaan seperti harus muncul" gumamnya, selama ini Kenzo sudah menyimpan perasaan terhadap Adiknya, perasaan terlarang yang tidak semestinya ada.

"aku ingin menghapus perasaan ini, tapi mengapa begitu sulit sekali" Kenzo mengcekram kuat dadanya, entah sejak kapan perasaan itu muncul semakin ia menyangkal itu semua semakin begitu sulit baginya.

Perasaan itu sudah tumbuh saat Violetta berusia 10 tahun dan ia dulu masih berusia 13 tahun, sebagai seorang Kakak tentu saja ia akan melindungi Adiknya dari bahaya orang lain, dan tentu saja Violetta selalu merasa nyaman terhadap Kakaknya dan menempelinya kemana saja dan selalu bergantung kepadanya ibaratkan seperti prangko yang tidak akan pernah terpisah sama sekali.

"maafkan aku Violetta, semakin aku berusaha menghapus perasaan ini, tetapi semakin sulit bagiku untuk menghapusnya. Aku harap kau tidak membenci ku" gumamnya kemudian ia berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju kamarnya.

🌑Damian🌑

Malam telah berganti pagi hari, Violetta sudah bersiap pergi ke kampusnya dengan gaun hitam putihnya, Violetta lebih suka memakai gaun dengan rok panjang yang senada berbanding dengan wanita luar sana yang kemana-kemana selalu memakai celana panjang.

Violetta lebih suka memakai rok panjang karena cara pakainya begitu simpel dan untuk bajunya dia lebih suka baju yang sedikit kebesaran.

Violetta berjalan memasuki lift, dan memencet tombol lantai 1,saat sudah berada di lantai 1 buru-buru Violetta menemui Kakaknya yang sedang duduk di ruang tamu.

DamianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang