24. Scared 🌑

6.6K 323 22
                                    

Gue up
Selamat membaca!!



"Ibu, apa yang Ibu lakukan?" Tanya Kenzo yang melihat Ibunya berada di teras mansion.

"Aku sedang menunggu adikmu, kenapa dia belum kembali juga. Ini sudah malam dan adik mu belum kembali bahkan menelponnya saja susah" Ujar Laurent dengan penuh kekhawatiran bahkan ia selalu melihat ke arah gerbang mansion untuk mengecek apa putrinya sudah kembali apa belum.

"Ibu tenang saja, aku akan mengerahkan beberapa bodyguard ku" Ujar Kenzo yang langsung mengetikan pesan pada salah satu bawahannya.

"Aku harap adikmu baik-baik saja" Gumam Laurent sambil meremas kedua tangannya, Kenzo yang mendengarnya lantas berucap.

"Ibu tenang saja, aku yakin adik Baik-baik saja di luar sana" Ujarnya.

"Aku harap rasa kegelisahan kami ini tidak benar" Batinnya, entah kenapa Kenzo merasa bakal ada sesuatu yang terjadi nanti dan itu berdampak pada adiknya dan hubungannya.

🌑Damian🌑

Pagi telah tiba, terdapat dua sepasang yang berbeda jenis kelamin dengan keadaan telanjang, satu diantaranya sudah bangun dan satunya lagi masih tertidur pulas.

Violetta, gadis itu sudah terbangun. Ia meringkuk kedua kakinya sambil mengigit bibirnya saat kejadian malam barusan muncul kembali di pikirannya.

Violetta menggelengkan Kepalanya berusaha menghilangkan itu semua. "Itu bukan diriku" Lirihnya sambil merapatkan kedua kakinya.

Apa ini akhir dari segalanya? Apa orang tuanya akan marah besar setelah mengetahui ini semua? Darrel? Seketika Violetta teringat akan tunangannya, bagaimana reaksinya setelah mengetahui kalo kakaknya baru saja--- tidak.. Sekedar mengucapkan saja sulit bagi Violetta ucapkan.

Violetta tidak dapat menahan tangisnya, ia sudah mengingkari janjinya terhadap Darrel.

"Berjanji lah kau akan terus bersama ku"

Kata-kata itulah yang muncul di isi kepalanya. "Maafkan aku Darrel... " Lirihnya kembali membenamkan wajahnya di balik lipatan kakinya

Damian terusik saat mendengar suara isak tangis, perlahan ia membuka matanya, dan hal pertama yang ia lihat adalah punggung putih Violetta.

Damian tersenyum apa lagi mengingat kegiatan semalam yang mereka lakukan, ah... Rasanya Damian ingin melakukannya lagi, tapi ia harus tahan dulu karena ia harus menenangkan gadisnya terlebih dahulu.

Damian kemudian berdiri dan memeluk Violetta dari belakang bahkan tangannya mengusap perut rata Violetta.

"Kenapa menangis, hm?" Tanya-nya polos.

Violetta terdiam sejenak saat merasakan sebuah tangan kekar berada di perutnya apa nafas Damian yang menerjang lehernya.

Violetta berusaha mati-matian tidak mengumpat, tapi semakin di diamkan, Damian semakin gencar menyentuhnya apa lagi salah satu tangannya naik dan memegang dadanya.

"Kegiatan semalam menyenangkan, ya" Bisik Damian sambil menyembunyikan wajahnya di balik leher Violetta mencium aroma tubuh gadis pujaannya

Violetta mengigit bibirnya, bahkan ia merasa jijik terhadap dirinya sendiri yang telah memberikan kesuciannya terhadap pria brengsek.

"Kenapa aku Damian" Gumam Violetta. Damian mengangkat wajahnya dengan alis naik sebelah.

"Kenapa kau lakukan ini kepadaku, aku sudah memiliki tunangan dan kau.... " Sudah tumpah tangis Violetta ia tidak dapat menahannya lagi bahkan melanjutkan kata-katanya ia tidak sanggup.

DamianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang