19. Suprise for you Big Brother🌑

4.7K 312 5
                                    

Gue up
Selamat membaca!!




Damian menyalakan korek apinya dan membakar ujung nikotin tersebut, malam yang indah di temani bulan membuat Damian sedikit dapat berpikir lega setelah kejadian tadi, dengan keadaan shirtless yang memperlihatkan sixpack-nya dan di tambah lagi angin di malam hari yang cukup dingin tidak membuat Damian mengigil sedikit pun.

Damian menyanggah kedua tangannya di ujung pembatas balkon, pikirannya membawa kejadian dimana ia terbangun di kamarnya dan mendapatkan kesempatan untuk hidup untuk memperbaiki hubungan dengan Violetta, membalas perasaan gadis itu dengan kasih sayang dan perhatian, tapi semuanya pupus karena ulah adiknya sendiri.

Jika Darrel kembali ke masa lalu juga, itu malah mempersulit ia dalam mendapatkan Violetta, apa lagi kejadian tadi pagi barusan dimana ia hampir menghajar Darrel namun di cegah oleh Violetta, dapat ia lihat marah dan bencinya gadis itu kepadanya apa lagi saat Violetta malah lebih membela adiknya dari pada dia membuat hatinya begitu sesak.

Damian menepis segala pikiran itu, ia tidak mau Violetta membencinya. Violetta harus mencintainya dan itu harus, masalah Darrel yang kembali ke masa lalu itu tidak akan memperhambat ia dalam mendapatkan Violetta. Karena tujuannya hanya ingin mendapatkan Violetta dan membuatnya selalu berada di sisi-nya kalo perlu ia rela mematahkan kedua kaki gadis itu agar ia tidak pergi kemana-mana.

"Hah...." Damian menghembuskan asap rokoknya dan membuangnya ke bawa sepatunya lalu menginjaknya.

"Mau kau kembali ke masa lalu pun tidak akan menghambatku untuk mendapatkan Violetta. Darrel" Senyum iblis terpatri di wajahnya, kaki panjangnya melangkah masuk ke dalam kamar.

🌑Damian🌑

"Sudah siap? " Tanya Darrel memastikan, hari ini ia dan Violetta akan pergi menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan, tentu sebagai tunangan yang peka dan perhatian. Darrel ingin mengajak Violetta berjalan-jalan  karena ia tahu Violetta sedang terbebani dengan pekerjaannya di butik di tambah lagi tugas mata kuliahnya yang cukup menumpuk, dan mengingat Violetta yang bermalam di mansion Darrel semalam, sehingga terpaksa gadis itu tidak bisa pulang dan harus meminta izin dulu terhadap kedua orang tuanya.

Violetta mengingat-ngigat apa ada sesuatu yang ia lupa atau tidak, Violetta menggelengkan kepalanya tanda tidak kelupaan sesuatu.

"Kau yakin..." Darrel mencondongkan wajahnya ke wajah Violetta membuat gadis itu mundur selangkah

"Iya Darrel, aku tidak kelupaan sesuatu. Semuanya sudah aku bawa" Ujar Violetta menyankinkan, bahkan ia gugup sekali karena wajah Darrel begitu dekat dengan wajahnya, bahkan untuk bernafas saja ia kesusahan. Darrel memicingkan matanya, dan akhirnya kembali menegakkan badannya.

"Baiklah kalo begitu, ayo kita pergi" Darrel membukakan kursi penumpang yang berada di sebelah mempersilahkan Violetta masuk. Setelah Violetta masuk buru-buru Darrel memasuki kursi kemudi dan menyalakan mesin mobilnya.

"Kau sudah siap, letta" Tanya Darrel sambil tersenyum menatap Violetta.

"Ya, aku siap!" Semangat Violetta, Darrel yang melihatnya terkekeh pelan padahal mereka cuman sekedar berjalan-jalan saja tapi sudah membuat begitu semangat sekali.

Mobil pagani melaju  meninggalkan pekarangan mansion Darrel.

🌑Damian🌑

Brak

"Kenapa bisa!!" Teriak Damian setelah mengeprak meja kerjanya, saat sampai di kantor tadi ia mendapat kabar dari sekretaris-nya kalo sebagian investor lain mencabut kerja sama mereka dan tentu saja itu membuat Damian marah, apa lagi mereka orang-orang terpenting.

Haru menundukkan kepalanya, tidak berani mengangkat kepalanya saat tuanya sedang marah.

Damian mengacak rambutnya frustasi, masalah ia dan Darrel saja belum selesai, malah di tambah lagi masalah perusahaan. Sungguh, rasanya kepala Damian ingin pecah sekarang.

Damian menatap tajam Haru yang sedang menunduk, dengan langkah lebar ia mendekati Haru.

Haru yang merasakan hawa di sekitarnya mengangkat kepalanya, menatap tuanya dengan pandangan takut namun ia berusaha sedemikian mungkin agar tidak terlalu takut dengan tuanya tersebut.

"Ada apa tuan?" Tanya Haru yang merasa gugup, bahkan ia sudah berkeringat dingin sekarang.

"Kau!! Tarik kembali para investor yang mencabut kerja sama kita, bujuk mereka dengan cara apapun kalo perlu berikan mereka uang 5x lipat agar mereka mau bekerja sama kembali dengan kita" Perintah Damian membuat Haru mengangguk seketika.

"Baik tuan!" Haru berjalan keluar dari ruangan Damian melaksanakan perintahnya tersebut. Sedangkan Damian berusaha mengontrol emosinya yang siap meledak kapan saja.

Saat mulai merasa tenang, Damian mendapatkan telepon dari seseorang, dengan perasaan jengkel Damian merogoh saku celananya dengan kasar melihat nama penelepon tersebut.

Dengan alis yang bertautan dan mata yang menajam, ia meremas ponselnya saat melihat nama penelepon tersebut.

"Kenapa keparat itu menghubungi ku" Kesal Damian saat melihat nama penelepon tersebut yang tak lain adalah, Darrel adiknya. Dengan perasaan kesal Damian akhirnya mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa kau menghubungi ku heh" Jawab Damian kesal.

Damian mengeryit bingung saat mendengar suara adiknya yang terkekeh di seberang sana.

"Kakak.... Apa kau suka kejutan ku, hhm?"  Tanya Darrel seberang sana.

Damian mengeryit bingung, emang kejutan apa yang adiknya berikan kepadanya.

"Jangan bertele-tele, jelaskan apa maksud mu menghubungi ku" Marah Damian.

"Kejutan ku... Dimana sebagian investor mu mencabut kerja sama mu"

Damian termenung sesaat, darimana adiknya tau kalo ia mengalami kendala dimana sebagian investor-nya mencabut kerja sama dengannya. Apa jangan-jangan ini ulah Darrel sendiri, jika benar Damian akan memberikan pelajaran pada adiknya itu.

"Jangan bilang kau yang melakukan itu" Tanya Damian.

"Ya, itu aku... Apa kakak suka kejutan ku. Tenang saja investor kakak itu hanya berpindah saja... Mereka menjalin kerjasama dengan ku, tapi kakak tidak perlu marah nanti sebagian akan aku kasih ke kakak atau tidak sama sekali Hahahah" Damian meremas kuat ponselnya saat mendengar semua dari adiknya. Ternyata Darrel lah yang melakukan ini semua, Damian tidak akan membiarkan itu semua terjadi, ia akan menarik kembali para investor-nya itu untuk kembali.

"Oh ya, sudah dulu. Aku ingin menghabiskan waktu ku dengan Violetta dulu... Aku tidak ingin membuang waktu hanya karena----"

Damian melempar benda pipi itu ke tembok hingga hancur berkeping-keping, nafasnya memburu emosi yang sudah meredah justru malah meninggi kembali bahkan tangannya terkepal kuat.

"Beraninya, ia pergi dengan Violetta...... Violetta milikku, tidak akan aku biarkan dia bersama si bajingan itu" Kilatan Obsesi kentara di matanya

🌑Damian🌑

Darrel menatap ponselnya dengan senyum miringnya, puas sekali ia melihat kakaknya yang begitu sengsara.

"Darrel sini!" Teriak Violetta, Darrel mengangkat pandangannya dan melihat wanitanya yang sedang melambaikan tangannya di tengah hamparan bunga.

Darrel memasukkan kembali ponselnya dan senyum manisnya ia melangkah mendekati Violetta.

"Iya tunggu"

Bersambung!!

Maaf guys telat up hehehe...
Tolong di baca secara teliti centangkan bagian Teks yang typo biar gue revisi cepat




DamianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang