BtbY; Tiga

2K 373 122
                                    

Seperti biasanya, Jungkook akan menghabiskan waktu dengan memetik herbal di hutan juga buah-buahan sebagai persediaan makanannya. Biasanya buah-buah itu akan ia keringkan atau ia buat menjadi selai. Sedangkan tanaman herbal yang ia petik akan ia keringkan dan haluskan untuk di simpan atau akan ia jual pada para pedagang yang sering lewat di depan rumahnya. Penampilannya mungkin buruk rupa tapi bukan berarti Jungkook benar-benar di hindari oleh semuanya. Beberapa pedagang dari kampung seberang sering menyapanya jika lewat atau bahkan berbagi sedikit roti gandum dengannya.

Meski ia di benci Pack-nya sendiri tapi setidaknya beberapa orang dari tempat lain tidak melakukan hal yang sama.

Jungkook tidak menginginkan banyak hal, ia hanya ingin hidup dengan tenang tanpa ada yang mengganggunya. Ia tak masalah hidup seperti ini asal mereka membiarkannya saja sendirian. Tapi sepertinya tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginannya.

Siang itu begitu terik dan Jungkook cukup kelelahan dengan aktivitasnya hari ini. Ia baru saja meminum air sungai yang segar dan sedang beristirahat di bawah pohon apel. Kepalanya mendongak ke atas dan mendapati banyaknya buah apel yang memerah. Tanpa sadar menelan ludah di sertai bunyi gemuruh perutnya.

Ia lapar.

Maka Jungkook berdiri lalu kembali mendongak, ia berjinjit berusaha mengambil apel yang lebih dekat dengannya tapi sulit. Sebenarnya lebih mudah jika memanjat pohonnya tapi dengan kondisi kakinya itu akan sangat sulit.

"Uhh~ aku lapar. Bisakah kau sedikit menurunkan dahanmu agar bisa ku petik buah apelmu?" pintanya dengan wajah memelas. Tak lama dahan pohon itu sedikit menurun hingga Jungkook bisa menggapai Apel tersebut dengan mudah.

"Terima kasih," ucapnya dengan senyuman lebar dan langsung menggigit apel itu nikmat. Rasa manis dan segarnya langsung menyapa indera perasa anak itu.

"Manis sekal!" pekiknya tanpa sadar. Berikutnya ia terkekeh karena pohon Apel itu bergoyang hingga beberapa Apelnya berjatuhan di tanah.

"Ini terlalu banyak tapi terima kasih!" ucapnya senang. Ia mengumpulkan Apel-apel itu di dalam keranjang herbalnya dan kembali terduduk di bawah pohon tersebut.

Sudah di bilang, semua makhluk di dalam hutan itu menyukai Jungkook. Entah itu hewan atau tumbuhan, mereka selalu menyambut kedatangannya dengan suka cita. Seperti sihir,  mereka akan selalu berusaha membantu Jungkook dan membuat anak itu betah berlama-lama di dalam hutan. Jika ia kelelahan memetik herbal, beberapa burung akan membantu memetik dan meletakkan di sekitarnya. Jika ia lapar dan tak bisa menggapai buah di pohon, dahannya akan merunduk agar bisa ia gapai. Jika ia kehujanan saat masih berada di Hutan, beberapa hewan akan mendekatinya dan menghangatkannya.

Jungkook pernah bertanya pada Irene kenapa mereka sampai bersikap begitu padanya. Wanita itu menjawab bahwa Jungkook lahir dengan berkat dari Dewa alam dan sekitarnya. Jiwanya begitu murni hingga memancarkan cahaya yang menyilaukan dan menenangkan. Maka dari itu semua makhluk hidup di hutan menyukainya.

Meski masih tidak mengerti tapi Jungkook tidak masalah atau merasa terganggu. Setidaknya ia tahu, ia tidak sepenuhnya di benci.

Tapi bukankah akan lebih baik jika hal itu juga berlaku pada anggota pack-nya?

"Jungkook hyung!"

Jungkook yang tengah menyender santai dan hampir terlelap setelah memakan dua buah Apel— menoleh. Mendapati sesosok remaja bertubuh tinggi berlari ke arahnya. Keningnya berkerut bingung.

Siapa?

Anak itu sudah berdiri di hadapannya dengan senyuman lebar.

"Hyung, kenapa diam saja? Tidak senang melihatku?"

BORN to be YOURS! (Vkook/Taekook)Where stories live. Discover now