19. Ketahuan Xabina

1.4K 216 36
                                    

Tiba di tanah kelahiran, Xabina yang dibawa oleh Barat ke sebuah tempat asing pun sempat dibuat bingung. Ia tak tahu mansion siapa yang tengah dikunjunginya saat ini. Terlebih saat Barat membantah dugaannya tentang kediaman utama milik Michael dan Diana.

Yah, sudahlah. Toh saat ini Xabina tak lagi terjebak dalam tanda tanya. Pria manis itu sibuk untuk bersorak riang kala mendapati bahwa mansion yang dinyatakan sebagai hadiah dari sang suami memiliki banyak ruangan ajaib di bagian dalamnya.

Gym room, salon and treatment room, home theater, barbie doll room, serta cat room yang sukses untuk memicu keheranan dalam diri Xabina. Selama ini, ia benar-benar ingin memelihara kucing. Impiannya tak dapat terkabul karena Nayya menderita alergi berat pada bulu hewan. Aneh, fakta bahwa ia menyukai kucing dengan segenap jiwa dan raga tidak diketahui banyak orang, termasuk dan terutama Barat yang baru saja muncul di hidupnya.

"Mas kok tahu kalau Adek suka sekali sama meng?"

Mengecup pucuk kepala Xabina, Barat tersenyum. "Gampang, istri cantiknya Mas yang satu ini kan kucing juga. Ya sesama kucing pasti saling menyukai. Jadi lah ruangan ini, nanti Adek boleh adopsi—"

"Adek bukan meng! Adek manusia ini, kakinya dua, bukan empat!"

Melihat sinyal-sinyal amukan Xabina, Barat pun gerak cepat untuk menarik pelan salah satu lengannya. "Eh, Adek penasaran gak sama kamar tidurnya? mending kita liat dulu, kalau ada yang Adek gak suka bilang aja, ya? secepat mungkin bakal Mas atur buat jadwal perbaikannya."

Setuju, Xabina membalas genggaman tangan Barat dan mengikutinya untuk masuk ke dalam lift. Tiba di lantai 3, pintu berwarna putih di ujung lorong menjadi tujuan utama bagi mereka. Dengan hati-hati, dibuka penghalang akses yang membawa dua sejoli itu untuk tiba di ruang peristirahatan

 Dengan hati-hati, dibuka penghalang akses yang membawa dua sejoli itu untuk tiba di ruang peristirahatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana? suka? Mas sengaja gabung antara nuansa soft pink, putih sama cokelat. Bunda bilang, warna-warna itu yang Adek paling suka. Tapi kalau Adek prefer full pink kayak di rumah ayah, Mas bisa atur ulang."

Terkadang, Xabina tak mampu untuk imbangi jalan pikiran Barat. Pria itu selalu saja membuat keputusan yang sesuai dengan keinginan Xabina. Apa wajar jika ia merasakan tak enak hati saat ini? Barat terlalu baik, akankah cinta yang menggebu-gebu di awal tak akan padam oleh waktu?

"Sayang, is everything okay?"

Xabina mengangguk, enggan dirinya berkata untuk suarakan isi hati. "Iya, bagus banget ini! Adek suka!" ujarnya seceria mungkin.

"Glad to hear that." Menuntun yang lebih muda, Barat menuju satu pintu yang mengantarkan keduanya untuk tiba di sebuah walk in closet. "Terus, kalau ini gimana? Adek suka gak?"

Xabina melongo. Deretan lemari yang berisi pakaian, sepatu, aksesoris dan tas hadir di hadapannya. Diantara itu semua, ada satu hal yang begitu total menyita perhatiannya.

XABINAWhere stories live. Discover now