26. Papan

65.5K 4.6K 225
                                    

ada yg satu pulau ga sih sama aku dari semua pembaca ni cerita? ku dari Bali 😁

***

"Maaf Tuan, tetapi Anda tidak bisa masuk ke dalam kamar Yang Mulia karena tak mendapat perintah dari Yang Mulia langsung." Tutur Rezel mengehentikan langkah Atlair yang hendak menyusul masuk dimana dokter yang ia panggil telah masuk terlebih dahulu.

Atlair mendengus, benar juga. Ini bukan wilayah kekuasaannya jadi ia tak bisa berbuat lebih jauh. Ia memandang datar ada anjing patuhnya Aarazka itu, lalu berbalik untuk pergi meninggalkan area kediaman timur tempat ia berada sekarang.

"Anda terlalu gencar Tuan, ingat fakta yang telah ada. Permaisuri sudah menikah." Tiba-tiba Rezel berujar sembari menatap punggung Atlair yang telah berjarak beberapa langkah di depannya.

Atlair berhenti, tanpa perlu berbalik untuk menatap lawan bicaranya, ia langsung membalas dengan mengatakan. "Apa fungsinya kata 'rebut' dan 'perang'?" Ucapnya yang juga sebagai pertanyaan merendahkan lalu lekas berlalu dari sana sebelum berurusan terlalu dengan tangan kanan Aarazka itu. Ia malas meladeni.

"Wilayah Harvey hanya sebagian kecil dari kekaisaran Karmel!" Tutur Rezel sedikit meninggikan suaranya agar dapat didengar oleh Atlair yang telah berjarak lumayan jauh.

Atlair mendengarnya, lalu segera berbalik untuk menatap Rezel yang lumayan memantik rasa kesalnya. "Pengawal rendahan sepertimu berani berunding tentang wilayah?"

Rezel sama sekali tak gentar, ia tetap berdiri di tempat tetapi dengan tatapan yang saling beradu dengan Atlair.

Atlair tersenyum miring, "perkataanmu ini bisa menjadi kambing hitam nanti," kata Atlair menjeda sebelum melanjut ke kata berikutnya. Rezel pun masih sama, masih menatap pada Atlair yang telah berbalik dan kembali berjalan.

"..jika aku benar-benar menyatakan perang saat ini juga." Lanjut Atlair sembari berjalan menjauh dari sana, benar-benar pergi sebab tak ada lagi balasan dari Rezel. Sepeninggal Atlair, Rezel berbalik dan ia terperanjat kaget ketika melihat seseorang yang masuk ke dalam kamar kaisar seperti seorang pencuri juga dengan pakaian serba hitamnya.

Rezel ingin membunuh pria itu jika saja ia tidak mengingat bahwa pria itu masih berguna untuk kedepannya.

Lain tempat, di halaman besar depan istana utama, ada Atlair yang sedang berjalan untuk pergi menuju gerbang. Lagi-lagi ia keluar dari istana ini tanpa sempat melepaskan rindunya pada Camellia, tentu ini semua sebab dari Aarazka. Andai pria itu tak ada, andai pria itu mati saja, bisa dipastikan bahwa saat ini ia dan Camellia bisa hidup bahagia tanpa adanya gangguan.

Atlair mendengus, terus berjalan dan berjalan hingga tibalah di gerbang istana yang besar dan mewah. Di depan sana sudah siap sedia kereta yang akan ia naiki untuk membawanya kembali ke wilayah Harvey.

Atlair masih belum puas, jadi ia memilih berbalik badan untuk menatap istana megah itu untuk terakhir kalinya di hari ini. Mata tajam pria itu menatap semua sudut istana, terlihat sangat indah sebab posisi ia saat ini lumayan strategis yang dapat melihat seluruh area depan istana.

Hingga tiba-tiba, satu titik pandangan mengalihkan atensinya. Di dalam satu ruangan di salah satu istana, dikarenakan jendela kamar tersebut yang terbuka lebar memudahkan siapapun dapat melihat aktivitas si pemilik kamar dari gerbang tempat Atlair saat ini dengan jelasm

Dari kejauhan, Atlair sedikit menyipitkan mata ketika merasa tidak asing. Benar saja, mereka bukan dua orang yang asing. Atlair mengepalkan tangannya menahan amarah, ia lekas berbalik sebelum melihat adegan itu lebih jauh lagi.

Langkahnya lebar tanda ia sedang marah, pengawal yang bertugas di sekitar gerbang pun seketika merasa ngeri ketika merasakan aura di sekitar mereka yang tiba-tiba menggelap.

Ternyata bukan hanya Atlair, tetapi juga Helga yang sedang menatap ke arah sebuah kamar dengan jendela terbuka dari sudut yang berbeda dari tempat Atlair berada tetapi masih dapat terjangkau jika hanya melihat ke arah kamar tersebut.

Helga mengetatkan rahang marah, sialan! Lagi-lagi wanita busuk itu berdekatan dengan Aarazka!

Aarazka itu miliknya!

Aarazka itu adalah ayah dari anaknya!

Aarazka itu akan menjadi suaminya kelak!

Sialan! Sialan! Sialan! Helga terus merutuk diri dengan sangat geram, kakinya sudah dihentak-hentakkan ke tanah dengan kuat. Matanya melotot penuh dendam menatap pada Camellia yang sedang berada di gendongan Aarazka. Keduanya terlihat mesra dengan Camellia yang mengalungkan tangannya di leher pria itu.

"Sshh! Aku akan membunuhmu jalang sialan!!" Gumam Helga dengan gigi bergemelatuk sebab digigit begitu kuat, amarahnya memburu seiring dengan Aarazka yang ikut naik ke tempat tidur duduk di sebelah Camellia yang telah ia baringkan.

"Aku tidak akan menunggu lebih lama lagi, hari ini juga aku akan membunuhmu." Desis Helga dengan marah lalu segera pergi sana. Tak lupa ia sedikit menurunkan topi jubahnya agar wajahnya tidak dapat dikenali oleh orang-orang.

***

"Bagaimana?" Tanya Rezel langsung keintinya pada pria urak-urakan di depannya.

Saat ini mereka sedang berada di ruang kerja kaisar, awalnya pria itu ingin menyelonong masuk begitu saja ke dalam kamar kaisar. Tentu Rezel mencegahnya dan membawa ia ke ruang kerjanya saja.

Maka disinilah mereka berada saat ini, di tempat duduk yang dikhususkan untuk tamu. Rezel dan pria itu duduk saling berhadapan. Rezel duduk dengan seperti halnya lelaki duduk, kakinya sedikit dibuka dengan satu tangan menumpu ke pinggir sofa dan satu tangan di atas paha.

Berbeda sekali dengan pria di depan Rezel, ia duduk dengan kedua kaki dinaikkan di atas meja lalu satu tangannya mengisap rokok dari satunya lagi sedang memegang sebuah papan.

"Masih belum sadar." Jawab pria itu seolah tak peduli, tak terlalu menanggapi pertanyaan Rezel dengan serius.

"Cih," Rezel mendecih jijik, ia dari dulu memang tidak menyukai pria di depannya ini. Tampilannya seperti preman haus selangkangan wanita dengan rambut yang tak terurus.

"Mandi, dan kerjakan tugasmu." Ujar Rezel mengakhiri lalu berdiri dari sana meninggalkan pria itu seorang diri. Dia akan tetap berada di ruang kerja kaisar untuk menunggu kaisar datang dan tak sabar menanti tugas selanjutnya.

***

Oke fiks ya sama Atlair!!!!

Tbc

13 Agustus 2023

I Became An Empress [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang