polow akun guech dongss gaiss biar genap tuchh, nanggung bets soal nyaach👉🏻👈🏻
***
Camellia sontak menoleh ke orang yang sedang memeluknya, bukan lagi Aldric kecil seperti beberapa detik yang lalu ia lihat, tetapi Aldric dewasa persis seperti Aldric yang beberapa hari lalu ia lihat di ruang penjara bawah tanah.
"Camell, mengapa kau melupakan aku. A-aku, sekalipun tak pernah melupakanmu." Tutur Aldric dengan suara bergetar serta pelukannya yang semakin erat memeluk Camellia.
"Aku menyukaimu, aku mencintaimu. Tak pernahkah kau melihat perasaanku ini Camell?" Sambungnya lagi dengan lesu, tubuhnya bergetar seolah sedang menahan isakan tangis di dekapan erat Camellia.
Camellia kaku, ia syok tentu saja. Ingin menyahut tapi suaranya hilang, sudah sejak tadi ia tak pernah berhenti dibuat takjub. Tentang Aldric yang bisa berubah seketika hanya karena silauan cahaya, dan tentang Aldric pula yang tiba-tiba menghamburkan diri ke pelukannya sembari menangis.
"Camell, aku tahu seharusnya perasaan ini tidak tumbuh, tetapi aku bisa apa? Perasaan tidak bisa diubah. Bagaimana pun aku berusaha menghapus perasaan ini, tetap saja tidak bisa sebab rasa ini semakin menjadi saja saat aku memikirkan dirimu. Aku ingin mengelak bahwa rasa ini hanya sekedar rasa kagum, hanya sekedar rasa sahabat kecil saja, tetapi semakin lama semakin tak dapat pula aku menampik bahwa pernyataanku itu salah. Aku menyukaimu Camell, aku mencintaimu pada tahap yang sudah sangat dalam dan akan susah bagiku untuk menghapus rasa ini. Tolong.. tolong aku Camell, apa yang harus aku lakukan?" Rengek Aldric putus asa dan semakin meneteskan air matanya kala tak mendapat jawaban dari gadis yang menjadi sumber kesedihannya saat ini.
Camellia bukannya tidak ingin menjawab, tetapi ia tidak memiliki suara. Alhasil gadis itu hanya bisa membalas perlakuan Aldric dengan cara mengelus lembut surai pria itu dengan perlahan dan membalas pelukannya dengan hangat.
Bukannya semakin reda, tangisan Aldric justru semakin menjadi kala merasakan balasan dari Camellia secara fisik. Aldric bingung, apa gerangan arti dari pelukan dan elusan Camellia? Apakah sebuah pernyataan bahwa Camellia menerimanya? Atau pernyataan lain bahwa Camellia berusaha menghiburnya bahwa mereka takkan pernah bisa bersatu?
Aldric termangu, sangat-sangat dilema akan perasaannya. Jelas-jelas Camellia telah menjadi istri dari orang lain, Camellia bukan lagi gadis tanpa status seperti dulu, kini ia telah menjadi seorang permaisuri, pantaskah Aldric meminta Camellia agar menerima perasaannya?
Semakin memikirkannya, semakin membuat hati Aldric terasa sakit. Ia hanya bisa melampiaskan rasa sakitnya itu dengan cara memeluk Camellia seerat-eratnya sembari menangisi semuanya. Menangisi hal yang menjadi penyebab rasa sakit hatinya.
Camellia terenyuh, mendengar deru tangisan pilu dari Aldric membuat hatinya berdesir. Mengapa Aldric menangis sederas ini? Apakah karena perasaannya yang tidak berbalas? Tetapi untuk urusan menerima dan menolak perasaan itu berada di tangan Camellia bukan? Seharusnya Aldric tidak memaksakan perasaannya, lagipula ia sudah menjadi seorang permaisuri. Bukan lagi gadis yang masih berstatus putri Glitzy.
Di dalam ruangan serba putih itu, Aldric terus menangis sejadi-jadinya bersama Camellia yang termangu sambil memeluk Aldric pula.
***
"Ti-tidak!! Kau siapa bajingan!!?? Kau siapaaaa!!! Aargghh! Razkaa, aku butuh Razkaa. Aarazka dimana?? Bajingan sialan!! Lepaskan aku!!" Tak henti-hentinya sedari tadi Helga terus berteriak histeris di dalam ruangan, tempat di mana ia dan Rakel telah melakukan hubungan intim. Masih di atas tempat tidur dengan pakaian yang telah tercabik-cabik, Helga dengan teriakan liarnya terus berteriak histeris memanggil-manggil Aarazka dan tak pernah berhenti memaki Rakel yang sedari tadi pula terus memperhatikannya dari pintu kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became An Empress [SEGERA TERBIT]
Teen FictionCamellia terjebak dalam dunia asing yang membingungkan, tepat saat membuka mata hal yang tak terduga menghampirinya. Katanya ia adalah seorang permaisuri? Hei, ia hanyalah seolah mahasiswi biasa dengan kehidupan datar tak bergairah. Bagaimana bisa...