700 vote atau Aarazka mati 😁?
***
D
ua hari kemudian... suasana masih sama tetapi sedikit mereda. Maksudnya, masih saja ada beberapa orang yang merusuh meminta agar kaisar dilengserkan dari posisinya, tetapi tidak seramai sebelumnya. Ketika mereka mendengar bahwa kekaisaran Karmel akan menghadiri rapat dimana sejauh yang mereka ketahui bahwasanya kaisar Karmel sedang sekarat alias koma. Lantas siapa yang akan menghadiri rapat besar itu, nanti? Benar.. rapatnya akan diadakan nanti malam di aula istana Karmel.
Sebagian ada yang menanti kehadiran kaisar karena terlalu penasaran akan rumor yang tiba-tiba pecah di masyarakat, ada juga yang masih tidak percaya bahwa kaisar akan menghadiri pertemuan. Sama sekali tidak terbesit di pemikiran mereka bahwa permaisuri sendirilah yang akan memimpin rapat atas nama Karmel.
Di dalam kamar kaisar, hanya ada si pemilik kamar yang sedang terbaring menutup mata di atas tempat tidur juga Camellia yang tengah duduk di sisi tempat tidur. Camellia menatap penuh arti pada Aarazka yang sedang tertidur lelap. Sejujurnya ia menyesal.. mengapa selama ini ia telah menaruh perasaan curiga, takut, ataupun benci pada Aarazka? Apa yang terjadi dengan otaknya kala itu sampai-sampai dirinya buta akan perlakuan hangat dan penuh cinta dari Aarazka selama ini!?
Apa yang perlu ia takutkan hingga takut dibunuh Aarazka? Bahkan saat ini, jangankan untuk membunuhnya.. melihat Camellia terluka sedikit saja sudah membuat Aarazka murka. Lantas mengapa dulunya Camellia memiliki pemikiran untuk mencurigai Aarazka?
Camellia lagi-lagi merasa bodoh, sangat hancur hatinya mengingat akan tindakan munafiknya selama ini. Aarazka itu tulus mencintainya, tidak akan pernah melukainya, jadi setidaknya Camellia tidak boleh memberi luka pada hari pria itu yang telah dengan tulus menaruh perasaan padanya. Setidaknya Camellia bisa sedikit lebih baik dulu, dengan tidak memfitnah atau menduga-duga akan perlakuan Aarazka kelak di masa depan.
Camellia sedih tetapi tidak tahu harus berbuat apa, sebab orang yang ingin ia ucapkan kata maaf sedang terbaring tidak sadarkan diri. Aarazka sedang terluka parah hanya karena ingin menyelamatkannya.
"Nanti malam akan ada rapat kekaisaran, seharusnya yang duduk di singgasana itu adalah kamu.." gumam Camellia dengan pelan, berusaha mengajak Aarazka untuk berbincang walau ia tahu bahwa Aarazka tidak akan bisa membalas perkataannya.
"Aku sedikit gugup.. tetapi aku tidak boleh menyerah. Kekaisaran ini sudah berdiri kokoh dalam waktu yang lama, itu semua berkat dirimu. Jadi bagaimana bisa aku meruntuhkannya hanya dalam sehari saja?" Gumamnya lagi.
"Sebenarnya aku tidak tahu untuk rapat nanti akan membahas apa, tetapi yang jelas aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak mengecewakanmu." Ujar Camellia dengan yakin. Kemudian mulai mengelus pelan pergelangan tangan Aarazka dengan lembut.
"Cepatlah bangun, kau harus melihat dan menghukum para pengkhianat itu." Katanya lagi dengan pelan sebelum kemudian berdiri dari tempatnya hendak pergi.
"Semoga saja malam ini bisa terlewati dengan baik." Monolog Camellia sekali lagi sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan kamar.
***
Ramai, banyak sekali orang-orang berdatangan menuju istana utama Karmel. Mulai dari kereta kuda dengan desain biasa hingga kereta mewah yang berwarna emas berkilauan. Dari kasta bangsawan paling rendah hingga bangsawan paling tinggi.
Mulai dari Baron hingga tingkat putri raja, Duke, ArchDuke yang berasal atau memiliki wilayah di Karmel. Lalu disusul oleh para tingkatan bangsawan dari wilayah kekaisaran lain, seperti Coppen, Irys, Hanzel, Chengdu, dan terakhir adalah Karmel.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became An Empress [SEGERA TERBIT]
Teen FictionCamellia terjebak dalam dunia asing yang membingungkan, tepat saat membuka mata hal yang tak terduga menghampirinya. Katanya ia adalah seorang permaisuri? Hei, ia hanyalah seolah mahasiswi biasa dengan kehidupan datar tak bergairah. Bagaimana bisa...