{1🍃}

370 33 0
                                    

Chapter 1 : Orang Misterius.

Vote dulu sebelum di baca ya!





[🌿𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐! 🌿]

Chrip Chrip

Terdengar kicauan burung yang menemani sang pengguna elemen daun yang sedang menikmati udara dan keindahan alam yang berada di dekat Kerajaannya tersebut dengan wajah tersenyum lembut.

Ia sangat menyukai dengan cuaca hutan pada saat sore hari karena itu akan membuat pikirannya tenang.

Tanpa Rimba sadar, burung tersebut telah menghampirinya dan berada di kepalanya. Rimba yang tersadar dan merasa telah ada sesuatu yang berada di kepalanya ia pun berusaha melihat ke atas.

burung tersebut pun terkejut dan menjauhinya lalu menghampiri nya lagi tetapi burung nya sekarang berada dipundak sebelah kiri Rimba, Rimba pun menoleh dan hanya terkekeh bahwa burung itu berada dengannya lagi.

"Pasti ia hanya ingin meminta makanan." Batin Rimba.

Rimba pun mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya dan itu adalah kacang² an untuk cemilan dirinya, ia suka membawanya setiap ingin ke hutan.

Rimba pun memberikannya kepada burung tersebut karena Rimba membawa yang lumayan banyak, burung tersebut pun menerimanya dan memakannya.

Merasa sudah kenyang, burung pipit itu pun langsung pergi meninggalkannya tanpa berterimakasih. Rimba yang di tinggal pun hanya menghela nafas sekarang ia menjadi sendiri, lalu ia melanjutkan untuk berjalan-jalan di sekitar hutan.

🌿🌿🌿

Sejam pun telah berlalu dan matahari mulai terbenam, Rimba yang merasa lelah berjalan-jalan kini sedang beristirahat dan duduk di atas salah satu pohon sambil menikmati angin² yang menghembus terhadapnya.

Rimba melupakan bahwa ia harus kembali ke tempat tinggalnya sebelum hari mulai menggelap, karena ia terlalu menikmati angin² tersebut dan ia pun mulai memenjamkan matanya.

Namun...

Whosh! Jleb!

Salah satu panah yang datang entah darimana pun telah menusuk di lengan kanannya Rimba, Rimba yang terkaget dengan rasa sakit itu ia pun terbangun dan meringis pelan, Rimba pun menoleh kanan kiri untuk mencari keberadaan siapa yang telah memanah ini kepadanya.

Rimba pun tidak menemui siapa² pun karena hari mulai menggelap itu akan sangat bagus untuk menjadi kesempatan untuk bersembunyi karena tertolong dengan cuaca yang mulai gelap.

"Siapakah disitu?! tunjukkan dirimu! Ukh.." Kesal Rimba sambil melepaskan panah yang tertusuk di lengan kanannya.

Pelaku tersebut tidak menjawabnya.

Bukanya menjawab pertanyaan Rimba, pelaku tersebut malah ingin melanjut mengarahkan panahannya dan menembak nya terhadap Rimba, ia emang ingin berniat untuk melukai Rimba.

Dua panah pun mulai menuju Rimba, Rimba yang menyaksikan itu dengan cepat ia menghindarinya dengan mudah, ia hanya bisa ber-cih kata tidak suka karena pelakunya tidak menjawab dan menunjukkan diri kepadanya.

Rimba yang tidak bisa berpikir suatu rencana pun hanya bisa berlari untuk bersembunyi di belakang pohon sementara, karena ia ingin menggunakan kekuatan penyembuhannya untuk menyembuhkan luka tusukan yang berada di lengan kanannya, rasa sakit itu nanti akan sangat mengganggu konsentrasi Rimba.

Perlahan-lahan luka tusukan yang berada di lengan kanan Rimba mulai pulih, Rimba yang mulai kehilangan rasa sakit di lengannya pun menghela nafas lega, ia pun mulai memunculkan diri dari tempat bersembunyi nya dan mulai mempersiap kuda-kuda.

"Hei, keluarlah. Janganlah jadi orang pengecut yang mengganggu waktu tidur orang dan menyerangnya." Ujar Rimba dengan wajah kesal.

Pelaku tersebut perlahan mulai memunculkan diri dari tempat tersembunyi dengan bantuan cahaya bulan, pelaku tersebut menggunakan penutup muka dan menggunakan pakaian yang serba hitam terlihat seperti seorang ninja, ia pun membawa berbagai senjata seperti panah yang berada di belakang nya dan membawa katana yang berada di genggamannya.

Pelaku itu tanpa memakan waktu yang banyak ia langsung menyerang Rimba dengan menggunakan pedangnya ia mengarahkannya terhadap lehernya, Rimba yang terkaget ditambah kagum dengan kecepetan pelaku tersebut, ia pun menghindari serangan itu. Serangan itu hampir saja mengenai lehernya jika Rimba tidak fokus sedikit pun.

Rimba pun mulai menggunakan kekuatan elemennya, memunculkan akar² tajam dan begitu besar yang mulai mengikat pelaku untuk menghentikan pelaku tersebut, lalu Rimba memukulnya di bagian perut pelaku tersebut.

Pukulan itu mengenai perut pelaku tersebut tetapi pelaku itu tidak terpental ia dengan kuat tetap berada di posisi berdirinya sambil memegang keadaan perutnya.

🌿🌿🌿

Pertarungan tersebut terus berlanjut hingga larut malam, Rimba tersadar bahwa pelaku itu tidak merasakan lelah seikit pun, ia terkagum dengan staminanya yang begitu kuat.

Disisi lain Rimba mulai merasa kehabisan tenaga karena isi perutnya mulai kosong ia tidak sempat memakan cemilannya karena cemilan itu telah terjatuh di suatu tempat, karena jika tidak makan Rimba tidak akan bisa lanjut bertarung atau tidak bisa mengeluarkan kekuatan tersebut.

Rimba yang sedang tenggelam pikirannya sendiri ia mulai kehilangan fokus yang berada di hadapannya, pelaku itu mengambil kesempatan untuk menyerang dengan.

Slash! Jleb!

Pelaku itu pun menyerang nya dengan menebas badan Rimba dengan tebasan yang diagonal dan menusuknya di pundak kanan Rimba, Rimba yang menyaksikan itu ia pun mulai memuntahkan darah dari mulutnya itu, dan ia mulai terbaring lemas di permukaan dengan tatapan yang terkejut.

Pandangan Rimba mulai kabur secara perlahan, ia sudah tidak bisa melawannya dengan keadaan seperti itu, ia pun mulai kehilangan sadar dengan memejamkan matanya atau pingsan.

Pelaku itu dengan kejamnya mulai melepas tusukan di pundak Rimba dengan cepat.

"Hah..hah.." Lelah si pelaku.

Ia pun membuang pedang miliknya, lalu mulai menyeret tubuh Rimba yang telah terbaring lemas dan tidak tersadarkan diri itu untuk menuju arah tebing yang berada di hutan ini.

Ketika sudah berada di tebing, pelaku itu pun membuang tubuh Rimba dengan perasaan yang tidak bersalah dan membuang tubuh Rimba seolah seperti sampah.

Pikir sang pelaku ia telah mati atau meninggal, ia pun merasa berhasil karena telah mengalahkan salah satu keturunan Kerajaan Elementalist yang sudah bertahap tiga itu.

Sang pelaku memperhatikan tubuh Rimba yang terjatuh dari tebing dengan perasaan yang bangga, tubuh Rimba itu perlahan mulai menghilang dari pandangan sang pelaku karena dibawah tebing terdapat banyak pohon sangat subur sehingga daunnya itu bisa menutupi tubuh Rimba.

Sang pelaku pun mulai pergi dari tempatnya itu.





[🌿𝚃𝚘 𝙱𝚎 𝙲𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍🌿]


𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐚𝐫𝐫𝐢𝐨𝐫 || 𝘙𝘪𝘮𝘣𝘢 𝘟 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें