{8🍃}

288 46 5
                                    

Vote dulu sebelum di baca ya!





[🌿𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐! 🌿]

_________________________________

Hari sudah menuju tengah malam, yang dimana para manusia diberikan waktu luang untuk beristirahat, tetapi dua orang ini masih membuka kedua matanya.

"Uhuk! Uhuk!"

Terdengar suara batukkan yang dihasilkan oleh seorang gadis yang kini terbaring lemas di kasur miliknya dan ditemani oleh lelaki yang bermanik zamrud yang sedang memasang raut wajah sedih ke arahnya.

"Makanya [Name], tadi sore jangan main hujan-hujanan. Sekarang jadi sakit lagi kan." Nasihat Rimba kepadanya, lalu ia memegang dahi gadis itu untuk memastikan apakah demamnya sudah menurun.

"...maaf, habisnya seru banget tau main hujan-hujanan tadi hehe...." Ia hanya ketawa canggung sehabis mengatakan itu.

"Lain kali jangan gitu lagi, emangnya kamu mau sakit terus." Rimba sedikit menaikkan suaranya karena kesal. [Name] tidak menurut kepadanya.

"Iya-iya.. Uhuk! Nanti [Name] ga ngelakuin lagi deh." Gadis berambut pendek itu terbatuk-batuk disela perkataannya, Rimba semakin panik, takut akan penyakitnya makin parah.

"Rimba harusnya jangan dekat-dekat dengan [Name] ya. Nanti takut tertular penyakitnya." Saran si [Name] yang sudah beberapa kali dikatakan kepadanya sembari menatap ke arahnya, Rimba pun menggeleng cepat dan menatapnya dengan wajah serius.

"Mana mungkin. Rimba akan mendiamkan [Name] yang sedang sakit." Keras kepala Rimba sembari menyentuh tangan gadis itu. Rimba bingung apa yang harus ia lakukan untuk menjaganya agar tetap hangat.

Rimba tidak begitu ahli dalam mengurus orang yang sedang sakit. Ditambah ketika sedang panik pikirannya akan kosong.

Akan tetapi mendadak sebuah ide timbul di benak Rimba yang membuatnya beranjak berdiri lalu meninggalkan rumah itu, [Name] yang sedang terbaring di kasur ketika melihat Rimba dengan cepat melesat pergi pun merasa bingung dan hanya membiarkannya.

Seraya menanti kedatangannya kembali, gadis itu dengan memaksa dirinya untuk bangkit dari posisi tidurnya, merasa keleyengan setelah itu. Ia spontan memegang kepalanya yang terasa berat baginya.

Ia berusaha untuk tetap menjaga keseimbangannya untuk menuju dapur untuk mengambil minum karena tenggorokannya kini kering sehingga merasa kesulitan untuk berbicara. Pada saat ingin mengambilnya.

"!!?" Mendadak [Name] merasa ada yang memperhatikannya, rasa merinding dan takut telah menguasainya. Ia perlahan memutar bola matanya terhadap jendela rumahnya.

[Name] dapat melihat seseorang mengenakan pakaian dan jubah serba hitam, orang itu melihatnya dengan tatapan tajam dan menyeramkan baginya. seolah ingin membunuhnya, secara tergesa-gesa [Name] segera mengambil pisau miliknya.

Niatnya untuk melindungi diri dari orang itu, tetapi ketika ia mengalihkan pandangannya ke arah dimana gadis itu dapat melihat orang menyeramkan itu, orang itu sudah tidak terlihat lagi olehnya.

"..." Sang gadis tercengang sembari memegang pisau dengan kedua tangannya, keringat keluar dari pelipisnya.

'Apakah aku telah berhalusinasi?' Sebuah pertanyaan timbul untuk dirinya sendiri, [Name] berpikir kalau sakit kepalanya dapat membuatnya berhalusinasi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐚𝐫𝐫𝐢𝐨𝐫 || 𝘙𝘪𝘮𝘣𝘢 𝘟 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳Where stories live. Discover now