Kos Teknik : Maafkan saja

1.2K 189 50
                                    

Warning!!!
Kalau nemu typo tolong tandain ya guys <3




O
o
.



Benar kata Ettan, sudah ada banyak orang yang menunggu pak Rektor diluar ruangan nya. Rakha dan Inggi tak melihat keberadaan Trisya dan Genta maupun tante Maria.

Rakha menyenggol lengan Inggi, memberi kode pada Inggi untuk bertanya pada salah satu pria yang berdiri didepan pintu ruang ICU itu.

"Gue?"

"Kau kan pemberani"

Inggi berdecak, lalu menghampiri salah satu pria berpakaian rapih itu.

"Permisi pak, ibu Maria dan anaknya dimana ya?"

Pria itu menatap Inggi dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tak hanya Inggi, beliau juga menatap Rakha dengan lekat.

"Kalian siapa? Ada perlu apa disini?" tanya pria itu.

"Kami tem–"

"Pacar dari anaknya pak" potong Rakha.

Inggi melirik Rakha singkat.

"Ibu dan mas Genta di dalam. Saya gak bisa izinin kalian masuk tanpa Ibu dan mas Genta nya sendiri yang perintah. Keadaan disini juga sedang tidak bagus, lebih baik adek tunggu luar dulu. Nanti kalau Ibu atau mas Genta keluar akan saya sampaikan"

Inggi dan Rakha saling menatap seakan berkomunikasi lewat mata. Lalu keduanya kompak mengangguk dan tersenyum pada pria di depanya.

"Terimakasih pak" ujar Inggi.

Kalau yang dihadapi orang-orang seperti ini Inggi pun jadi kikuk sendiri.

"Bentar lagi Genta pasti nelfon gue, kita tunggu aj– kan bener dia nelfon" kata Inggi lalu mengangkat panggilan suara tersebut.

"Aku didepan ruangan papah kamu, tapi gak bisa masuk" ujarnya begitu telfon tersambung.

Setelahnya Inggi mengangguk lalu menutup panggilan suara itu.

"Apa? Kenapa? Katanya apa?" tanya Rakha penasaran

"Tuh orangnya keluar" ujar Inggi sambil menunjuk Genta dengan dagunya.

Sejauh mengenal Genta, baru ini Inggi lihat raut wajah se sedih ini. Dengan senyuman hangat, Inggi merentangkan tanganya selebar mungkin.

Tanpa ba bi bu Genta memeluk gadisnya dengan erat. Ini yang sedari tadi ia tunggu. Pelukan dari gadisnya sambil di usap dengan lembut. Genta semakin mengeratkan pelukannya.

Rakha yang bingung mau ngapain cuma bisa ngeliatin plafon doang. Mau nanya Trisya dimana, Rakha takut ganggu. Siapa pun tolong bawa Rakha dari sana.

"Trisya dimana sayang?" bisik Inggi yang sadar kalau Rakha lagi kebingungan.

"Katanya ke toilet" jawab Genta dengan bisikan juga.

Inggi menepuk pundak Rakha, "Coba cari Trisya di toilet Ka" ujarnya yang Rakha jawab dengan anggukan lalu dengan segera berjalan mencari toilet.

"Ke mobil aja yuk, gak enak diliatin orangnya Papah kamu"

Genta ngangguk. Bukanya dilepas pelukanya, cowok itu malah ngedusel ke curuk leher Inggi membuat gadis itu terkekeh geli.

"Udahan dulu pelukanya, nanti dilanjut lagi"

"Sebentar 1 menit lagi"

"Udah 1 menit ini"

"Ngaco, baru 1 detik"

"Kamu lebih ngaco" ujar Inggi lalu memukul pundak Genta pelan, "mau udahan meluknya, atau kamu gak boleh meluk aku lagi?"

Kos TeknikWhere stories live. Discover now