George membanting pintu depan. Lemparan gelas kristal yang diarahkan padanya meleset. Alderik sangat frustasi karena gelas kristalnya tak mengenai kepala anaknya.
Seperti yang diinfokan Dalton, sobat masa kecilnya menyuruh George pergi ke Estafania. Restoran ballroom mewah di pusat kota.
Dalton berdiri tersenyum bangga menjabat tangan temannya. George begitu tampil rapi dan profesional. Sangat terbalik dengan penampilan George sehari-hari yang terkesan bebas dan liar.
"George Michael! Sahabatku! Senang bertemu denganmu lagi sobat," mengenggam erat jabatan tangan George.
"Shut up, Dalton!" meletakkan kardigan panjangnya di lengan sofa. Lalu duduk dengan nyaman. "Pesankan aku minuman."
Satu tangan Dalton melambai ke atas. Pelayan datang. Mencatat pesanan Dalton dan George bersama-sama.
"Jadi, mana temanmu yang namanya Devina itu?" George melihat ke sekelilingnya. Dia tak menemukan ada perempuan disekitar tempat duduk mereka. "Apa dia terjebak traffic atau tak tau jalan kemari?"
"Sebentar lagi, kawan. Santai saja."
Lima belas menit kemudian, wanita yang mereka tunggu-tunggu datang. Devina menyalami satu per satu pria yang duduk di sudut restoran. Mengenalkan namanya dan duduk di kursi kosong yang berada diantara George dan Dalton.
"Bagaimana Tuan Dalton? Apa yang bisa aku bantu?"
Sebelum mengatakan tujuannya, Dalton melirik dulu pada George. Baru setelah kepala George mengangguk, ia langsung membuka mulutnya. "Carikan aku seorang perempuan, Devina."
"Pe. Perempuan?" Devina tertawa mengejek. Ia mengaduk secangkir kopi kental dihadapannya. "Tuan Dalton punya semuanya. Kenapa aku harus repot-repot dipanggil untuk mencarikanmu perempuan?"
VOUS LISEZ
Settle Take A Breather
Fiction générale[Drama, Love, Broken Heart] - George Michael sedang mencari pasangan. Dia ingin perempuan yang sehat, waras dan cantik. Tak harus punya gelar professor atau lulusan terbaik universitas luar negeri. Karena ia akan memberikan harga yang mahal untuk...