7

48 24 10
                                    

Alderik memperhatikan gelagat putranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alderik memperhatikan gelagat putranya. Pagi - pagi sudah dandan rapi, wangi dan rambut klimis. Memangnya, kemana George akan pergi sepagi ini. Bukankah sehari - harinya dia hanya party, balapan dan main ke rumah Dalton.

"Silahkan omellete nya, Tuan." Ben menyajikan telur dadar hangat dihadapan bosnya. Lelaki tua berjas itu mengambil garpu dan pisau. Menyantap sajian menu sarapan favoritnya dengan mendesah panjang. "Apa ada lagi, Tuan?" Ben menghampiri Alderik. Dia ingin memastikan pada sang majikan. Apakah ada yang salah atau kurang pada pelayanannya. Namun, Alderik menggeleng tegas.

"Coba kau cari tau soal George. Akhir - akhir ini dia bertingkah aneh," celetuk Alderik.

"Saya sudah mencari tau soal Tuan muda George, Tuan besar. Pengawal pribadi melihatnya sering pergi menemui Dalton Casanova. Beberapa kali juga Tuan muda George pergi ke kantor."

Satu alis Alderik menyungging ke atas. Dia tertarik dengan ucapan Ben. Sejak kapan George suka main ke kantor, secuil tubuhnya pun tak pernah terlihat berkeliaran disana. Jadi bagaimana mungkin Ben bisa melaporkan hal palsu itu.

"Yang saya maksud bukan kantor tuan tapi kantor Dalton," jelasnya.

"Oh, kalau begitu bagus. Setidaknya dia berusaha mencari pekerjaan."

Ben tak berkomentar apapun. Kepalanya hanya mengangguk. Berdiri beberapa meter dari meja makan, mengamati Alderik sarapan dan mengawasi para pelayan yang sedang melayani Alderik dengan ketat.

Mobil sudah siap. Koper, dokumen, laptop dan beberapa barang pribadi Alderik sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Pemilik rumah besar bertingkat itu akan pergi ke Sisilia. Ada urusan pribadi dengan beberapa saudara kandungnya yang tidak melibatkan George. Jadi dia memberikan tugas pada Ben untuk mengawasi putranya selama dia pergi.

"Apakah saya boleh ikut juga, tuan?" Beck merasa lelah berada di sekitar rumah terus. Sesekali, ia juga ingin melihat Sisilia secara langsung. "Saya bisa membantu dan melakukan apapun untuk tuan. Keberadaan saya disana pasti akan sangat membantu pekerjaan, Tuan."

Alderik suka dengan semangat Ben. Anak muda yang sehari - hari mengikuti aktivitasnya ini bisa jadi pelayannya ke Sisilia. Tapi tidak untuk sekarang. "Fokus saja pada pekerjaan mengawasi George. Anak itu lebih membutuhkanmu dibandingkan aku, Beck. Sudah dimengerti atau ada pertanyaan lain yang masih kurang jelas?"

"Berapa hari tuan menginap di Sisilia?" Ben memberikan amplop -- berisi visa dan paspor, pada Alderik.

"Seminggu, aku akan mengabarimu jika aku pulang lebih cepat."

"Baik, Tuan."

Ben pun ikut bersama dengan rombongan Alderik ke bandara. Mengantarnya sampai selamat hingga ke naik ke pesawat.

Mobil yang mengantar Alderik cukup banyak. Mungkin sekitar tiga mobil dengan pengawalan ketat.

◇◇◇

Settle Take A BreatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang