Bab 27

704 44 1
                                    

Hayden Zane hanya berdiam diri dengan meneruskan suapan ke dalam mulutnya. Tiada niat untuk beramah mesra dengan gerangan itu. Dia juga ingin mengetahui mengapa gerangan ini menjemputnya ke rumah setelah sekian lama membuat haluan masing-masing.

" Kau memang tak nak langsung ke ikut jejak adik kau? She's doing good in handling our business."

" Your business. Not mine." Celah Hayden Zane. Tidak suka dibabitkan dengan kerja ayahnya ini.

Harold Zeno.

Lelaki tua itu tersenyum sinis. Siapa sangka anak lelakinya ini membenci kerjanya sama seperti isterinya? Mendiang isteri.

" Kau tahu apa beza kau dengan Thalia? Thalia berani dan kau pengecut. She's brave to take risks in expanding our legacy when it should've been done by you. Aku tak kisah kalau Thalia nak kerja government because she's just a woman, lemah. What can i expect from her?"

" Yet you still counting on her in this business."

" Because of the irresponsiblity in you!" Jerkah Harold Zeno. Lelaki Italy itu sudah naik bengang dengan anak lelakinya yang disangka akan menjadi warisnya dan kelak akan mengambil alih perniagaannya.

Hayden Zane meletakkan sudu garfu ke tepi. Kepala diangkat memandang wajah bengis ayahnya.

" Sampai mati pun i won't take over this business." Tegas Hayden Zane. Dia inginkan rezeki dan pendapatan yang halal. Dia masih ingat pesanan ibunya.

" Kau memang anak tak guna! Thalia tak cukup kuat untuk berdepan dengan our business partners Hayden! Can't you at least think about your sister? Kau suka dia buat kerja semua tu bagi pihak kau? Kau suka menyusahkan dia?"

Hayden Zane tersenyum sinis.

" It wouldn't happen if daddy stop buat semua ni."

" No. My life is depending on this business. Your late grandfather chose me to bring up our legacy. Kau cucu yang tak guna akan ruin all of this." Harold Zeno mendengus geram lalu meneguk air suamnya bagi melegakan tekak yang berasa kering akibat jerkahan sebentar tadi.

Hayden Zane hanya berdiam diri. Tangan mencapai napkin lalu mengelap sedikit mulutnya setelah selesai menjamu selera.

" Kalau takde apa-apa lagi Hayden minta diri dulu." Hayden Zane mula bangun meninggalkan meja santapan tersebut.

Harold Zeno merenung belakang tubuh anak lelakinya itu.

" Kau kena ingat, sekali Thalia buat silap dalam business ni, nyawa dia pun terancam." Hayden Zane mengetap gigi mendengar kata ayahnya itu. Harold Zeno sengaja menggunakan kelemahan Hayden Zane iaitu adik perempuannya.

" Then why in the first place you put her in this business?" Dingin suara Hayden Zane. Dia juga risau akan keselamatan adiknya.

" Don't ask question when you know the answer is Hayden." Harold Zeno mula bangun mendekati anak lelakinya itu.

" It's not too late for you to join us. Trust me kau akan menjadi waris yang paling digeruni dan bijak. You're my son, you resembles me Hayden."

Hayden Zane merenung tajam mata hijau gelap ayahnya itu. Sudah banyak kali dia enggan untuk mewarisi perniagaan ayahnya ini.

" I don't care i will ask Thalia to step out of this." Tegas Hayden Zane.

" Don't." Suara Harold Zeno juga kembali tegas.

" So daddy tak kisah if you put Thalia in a dangerous situation?" Soalan Hayden Zane mengundang tawa sinis Harold Zeno.

" Apa gunanya aku bagi dia latihan Tai Chi and stuff? She knows how to take care of herself. Yet dia still useless in this business and benda tu buat aku geram." Harold Zeno berdecit lalu mencapai sebatang rokok.

Kyra's TreasureWhere stories live. Discover now