2. Chapter Two

1.8K 89 14
                                    

Jangan lupa Vote

HAPPY READING!
|•|
|•|

Hari ini cuaca tampak cerah, sama seperti perasaan yang sedang dialami seorang wanita muda berparas cantik nan tampan itu.

Zee tak henti-hentinya memancarkan senyuman di bibirnya lantaran perusahaan desainer miliknya berhasil mencapai peringkat nomor 1 di dunia.

Tak mudah untuknya melewati 1 tahun belakangan ini, berulang kali dia menerima kegagalan yang dialaminya namun Zee tidak patah semangat dan terus berjuang.

Dengan dukungan orang tua dan kekasihnya Kenzy, Zee dapat mengalahkan pesaing ketat dalam bisnisnya itu.

Zee sengaja tak mempublish dirinya ke media lantaran ia tak ingin hidupnya terusik dengan banyak paparazi yang menyorotinya. Menurutnya, hidup seperti ini jauh lebih tenang dan lebih baik.

"Cieee ciee yang perusahaan desainer nya mendapat peringkat 1 sedunia.." Goda Qilla bangga seraya menghampiri Zee yang masih asyik terduduk di meja kerjanya.

Zee membalas senyuman pada sahabat kecilnya itu. Ia tau betul apa dalang dibalik pujiannya ini.

"Udah cepet, Lo mau gw traktir apa?"

"Duhh peka banget sih besti gw." Qilla terkekeh kecil sambil berpikir. "Gw denger resto langganan lagi punya menu baru, kesitu yuk??"

Mengingat Kenzy yang masih di kampus, Zee berpikir tak ada salahnya mengajak Qilla pergi sekarang. Zee akan merayakan ini dengan Kenzy berdua nanti malam.

__

Kening Zee berkerut heran melihat segerombolan orang yang tengah mengelilingi sesuatu di pinggir sana. Tiba-tiba rasa penasarannya pun keluar.

"Excuse me, apa yang sedang terjadi?"

"Seorang mahasiswa wanita tewas tertakbrak oleh mobil."

Bagaikan waktu berhenti sebentar, kini jantung Zee mulai berdegup tak karuan. Pikiran negatif tiba-tiba menyerang dirinya, takut suatu hal yang tidak-tidak terjadi pada kekasihnya.

"Bagaimana ciri-ciri wanita itu??" Tanya Zee berusaha menimalisir rasa paniknya.

"Dia masih muda, tubuhnya kecil dan memiliki paras yang cantik."

Deg!

Tidak! Zee berusaha menyangkal jika itu Kenzy namun hatinya sudah tak bisa diajak kompromi sekarang. Pikirannya pun berkecamuk tak karuan.

"Zee, tenangin diri Lo! Siapa tau itu orang lain?? Coba Lo hubungin Kenzy dulu." Saran Qilla yang mengerti perasaan Zee sekarang.

Tak banyak basa basi, Zee lekas mengambil handphone nya dan menekan tombol panggilan pada kekasihnya. Namun nihil, Tak ada jawaban bahkan Kenzy tak dapat dihubungi.

Zee menghampiri kerumunan itu diikuti oleh Qilla dibelakangnya, kemudian mereka menyelinap berusaha melihat korban lebih dekat.

Zee membuang nafasnya kasar karena tak sempat melihat sang korban lantaran sudah di benahi oleh tim medis dan hendak dibawa ke rumah sakit untuk ditindak lanjuti.

"Zee, percaya sama gw kalo itu gak seperti apa yang Lo bayangkan. Kenzy pasti masih di kampus sekarang."

Pikiran Zee pun tersadar kembali, ia baru ingat jika jam segini Kenzy pasti belum pulang dan masih belajar di kampusnya. Setelah merasa tenang, Zee pun mengajak Qilla melanjutkan perjalanannya.

"Kita ke kampus sekarang." Ucap Zee yang dibalas oleh anggukan.

Qilla tidak berkutik karena tau jika sahabatnya itu sangat over protective terhadap kekasihnya. Semenjak Kenzy kritis dan hampir meninggalkannya, Zee tidak ingin pasangannya itu kenapa-kenapa lagi.

Guruku pelangganku 2Where stories live. Discover now