8. Chapter Eight

1.1K 90 25
                                    

Gak Vote, gak asik👎🏻

Happy reading!

"Kenzy ayo keburu telat ihh." ucap Zee pada Kenzy yang sedang turun tangga dengan tergesa-gesa.

"Apa, kenapa?"

"Ayo buruan."

"Ini masih pagi loh sayang, lagian kamu kenapa gak duluan aja, Zee? Aku bisa naik taxi nanti." tanya Kenzy setelah sampai di depan Zee.

"Biar hemat. Pantesan kamu lama, habis cosplay jadi bidadari ternyata." Goda Zee mengedipkan matanya sambil sesekali melirik rok coksu Kenzy yang se paha.

"Hahaha apaan sih. Bilang aja pengen bareng aku, gengsi amat."

Zee menuntun tangan Kenzy dan menaiki mobilnya. "Kalo tau gak usah nanya."

___

"Mau makan apa?"

Kenzy melirik sekeliling jalanan yang terdapat banyak sekali restauran. "Terserah."

"Kenapa sih cewek kalo ditanya mau apa selalu jawab terserah??" Tanyanya sedikit sewot.

"Gak tau. Emang cewek mana aja yang jawab terserah pas kamu tawarin makan??" Tanya balik Kenzy.

Zee berdehem. "Gak gitu maksud aku. Tapi banyak yang beropini kalo semua cewek rata-rata pada kayak gitu."

"Yaudah tanya aja ke diri kamu sendiri. Kan kamu juga cewek."

Zee menyugar rambutnya frustasi, ia benar-benar harus punya kesabaran extra jika menghadapi Kenzy.

"Kamu sukanya apa?"

"Apa aja."

"Mau sushi?"

"Enggak. Masih terlalu pagi."

"Chicken?"

"Semalem udah makan ayam, mau ganti."

"Ganti apa dongg?? Aku bingung tau."

"Apa ya? Aku lagi pengen bakso nih."

Zee melirik Kenzy sekilas. "Emang disini ada yang jual bakso?"

"Coba cari aja."

Menghela nafas pelan, Zee mengusap tangan Kenzy dengan halus. "Sayang, kita cari yang pasti-pasti aja ya. Kalo kita keliling cari bakso belum tentu ada, yang ada kita malah telat ke kampus. Mengharapkan sesuatu yang gak pasti itu menyakitkan loh."

Kenzy mengangguk menurut. Ia terpikir untuk mampir ke Supermarket sebentar karena ingin membeli beberapa cemilan untuk dibawa ke kampus.

"Aku mau beli cemilan aja, mampir ke Supermarket boleh?"

"Anything for you."

___

Zee terus memperhatikan Kenzy yang sangat bersemangat memasuki cemilan-cemilan itu ke troli yang di dorongnya. Dan kini, sampai lah keduanya di rak khusus bahan makanan.

"Zee, kok kita kesini?"

"Sekalian belanja bulanan sayang. Biar nanti gak bolak-balik."

Tatapan Kenzy terus terfokus pada permen-permen di rak sebelah. Ia melirik Zee yang sibuk memilih bahan, kemudian meminta izin diam-diam kepadanya."

"Zee, aku kesitu sebentar ya?" Bisik Kenzy yang tidak mendapatkan respon.

"Kalo diem, tandanya ia." Kekehnya.

Kenzy melesat pergi ke rak yang terdapat berbagai jenis permen. Ia mengambil beberapa permen yang dirasanya menarik, kemudian pandangannya tak sengaja melihat se wadah permen susu yang terdapat di rak atas.

Guruku pelangganku 2Where stories live. Discover now