6. Chapter Six

1K 85 6
                                    

Happy reading!

Kenzy pov

Aku melirik arloji ku dan sudah waktunya istirahat. Aku pun segera bangkit keluar kelas untuk ke kamar mandi sebelum menemui kedua temanku itu. Ini waktu yang tepat menghindari Zee karena dia masih sibuk bercengkrama dengan beberapa mahasiswa di kelas.

Aku memandang wastafel di kamar mandi sambil me reply suncreen pada wajahku. Dan saat ini, Clara tiba-tiba keluar dari salah satu bilik kamar mandi dan menghampiriku. Clara membasuh tangannya di wastafel kemudian terdiam memandangi wajahku di pantulan cermin depan sana.

"Pretty." Katanya.

Setelah selesai mengoleskan, aku memasukan suncreen ku pada tas dan hendak pergi keluar.

"Mau kemana?"

Aku berbalik dan menatapnya. "Keluar."

Clara menghela nafasnya dan menanyakan pertanyaan yang lebih rinci padaku. "Mau pergi ke suatu tempat? Ketemu siapa?"

"Siapa aja. Dan itu bukan urusan Lo."

Clara menarikku dan menghimpit ku pada wastafel. Ia mencengkram rahangku dengan kencang. "Kamu kenapa sih selalu cuekkin aku? Aku kurang apa coba? Cantik udah, pinter udah. Aku juga tau kalo kamu ada perasaan lebih untuk aku. Jangan bohongin hati kamu!"

"Dengar ya, Ka. Sampai kapan pun gw gak akan pernah suka sama Lo. Jadi Lo gak usah berharap lebih ke gw."

Tanpa berpamitan aku pergi keluar meninggalkan Clara yang terus meremas wastafel dengan kuat.

"Sial."

Kenzy pov end
__

"Sorry ya bro gw Dateng telat, di jalan ada iklan tadi." Ujar Kenzy setelah mendaratkan bokongnya di kursi samping Teddy.

Kenzy melirik ke depan, matanya membulat melihat kak Qilla yang dengan santainya makan bersama teman-temannya.

"Loh.. kak Qilla ada disini??" Heran Kenzy.

Qilla mengangguk. "Nemenin kunyuk."

Melihat ekspresi Kenzy yang sedikit kebingungan, Qilla pun menjelaskannya kembali. "Nemenin Zee. Dia gak mau kesini sendirian karena takut jadi kambing congek."

Kenzy sekarang ber oh ria sambil menggelengkan kepalanya. Kenzy juga tak masalah jika harus makan dengan Kak Qilla di hadapannya.

__

"La! Lo kok ke kantin gak ngajak-ngajak gw?"

Zee yang baru sampai bertanya dengan nada yang agak sewot, kemudian ia daratkan tubuhnya di kursi samping Qilla.

"Heh kunyuk! Gw udah chat Lo ya, tapi gak Lo bales!" Jawab Qilla seraya melihatkan riwayat chat di handphone nya.

Zee terkekeh sebentar, kemudian sorot matanya menatap Teddy dan Rega di hadapannya secara bergantian. Zee juga melihat perubahan keduanya yang terkesan cuek.

"Kalian marah sama saya?"

Tak ada balasan. Keduanya tetap fokus makan.

"Saya khilaf. Dan saya minta maaf untuk itu semua."

Hening.

"Setelah ibu perjuangin ini semua buat dapetin Kenzy, dengan mudahnya ibu bilang kalo dia jalang?"

Zee tak merespon, pandangannya jatuh kebawah menyesali apa yang telah di perbuatnya.

Ia menyesal, sungguh.

"Ibu sama aja udah gali luka lama yang sudah terkubur, tau gak?"

Qilla yang merasa suasana sangat akward kini menggebrak meja dengan pelan. Ia tidak ingin temannya membuat kegaduhan sehingga orang sekeliling bertanya-tanya.

Guruku pelangganku 2Where stories live. Discover now