9. Chapter Nine

1K 71 17
                                    

TEMBUS 50 vote malam ini, aku bakal langsung up besok!🤣

Happy reading!

"Keparat!"

Clara mengambil paksa minuman yang sedang di teguk oleh temannya. Indri menatap heran, tak biasa sekali Clara bersifat arogan seperti ini.

"Lo kenapa sih?"

"Karena Zee. Niat gw buat deketin Kenzy jadi susah."

Indri menahan bibirnya yang berkedut. "Lo kalah sama dia?"

Clara yang tak terima melayangkan tatapan tajam pada temannya. Ia bukan kalah, hanya harus lebih waspada meningat Zee itu boss dari salah satu perusahaan besar. Pasti ia ketat menjaga Kenzy.

"Gw gak bisa singkirkan dia dengan tangan kosong."

Menaruh sisa potongan makanannya di meja, Indri beralih menatap Clara. "Lo punya cara lain??"

"Punya. Tapi gw butuh bantuan keluarga lo."

Kening Indri keriting, menandakan gadis itu belum mengerti perkataan Clara. "Keluarga gw??" Gumamnya.

***

"Emh.."

"Yess.. Faster, babe please.."

"Ahh!!"

"Uhh Fuckk!!"

Desahan demi desahan terdengar se penjuru ruang kamar bernuansa putih gold itu. Seorang wanita dengan laptop di depannya yang menampilkan Vidio syur, kini telah terlelap tidur menjumpai alam mimpi. Membiarkan layar itu menyala sendiri.

Klik~

"Astaga, Zee!"

Kenzy yang melihatnya panik dan segera mematikan laptop dengan isi tak senonoh itu. Ia merasa malu sendiri melihat Zee yang tertangkap basah telah menonton adegan dewasa.

Kenzy membenarkan posisi tidur Zee, menarik selimut itu agar kekasihnya mendapat kehangatan.

"Bahkan baju kamu berserakan dimana-mana."

Selesai membereskan pakaian Zee, Kenzy segera berbaring di sampingnya dan membuka Handphone sebentar.

Ia melihat banyak sekali pesan masuk dari Zee. Oh, bahkan Zee juga mengirim Foto dirinya hanya menggunakan dalaman.

Kenzy terkekeh pelan, apa sudah terlalu lama dia tidak menyentuh Zee? Kenzy ingat saat kemarin di mobil Zee hampir ke bablasan bermain dengannya. Jika saja Kenzy tidak mengingatkannya untuk pergi ke kampus, maka mereka sudah melanjutkan aktivitas setelah ciuman.

Kenzy memandang Zee dengan sendu. Ia tersenyum melihat wajah tenang itu, Zee seperti habis melakukan aktivitas yang melelahkan. Bahkan ia tak terusik ketika dirinya memindahkan posisi tidur Zee tadi.

Biasanya Zee akan mudah sadar walaupun sedang tertidur.

"Sweet night, bububb.."

***

"Sayang, aku gak bisa ke kampus pagi ini. Reno bilang ada hal penting yang harus ku urus di kantor. Gak papa, kan?"

Kenzy mengangguk dengan mulut yang penuh karena roti. Pandangannya tak luput dari tontonan kartun di televisi. "Heem."

Zee mengecup kening Kenzy dan mengusap rambut wanita itu dengan gemas. "Aku udah suruh supir buat anter kamu. Kamu jaga diri ya disana?? Jangan nakal, jangan bolos, jangan genit!!"

"Iyaa sayang. Aku udah gak kaya dulu kokk, kan sekarang aku udah dewasa."

"Heleh dewasa apaan?? Tontonannya masih kartun kayak bocah gitu."

Guruku pelangganku 2Where stories live. Discover now