4. Chapter Four

1.5K 85 23
                                    

Vote dulu!

Happy reading ✨

"Lu punya duit, lu punya kuasa."

Zee yang mendengar racauan Qilla berusaha memfokuskan kembali pikirannya.

"Tapi ini bukan soal duit, bro. Bisa aja lu lawan gw, gw menang. Soal perasaan."

Zee semakin mengernyitkan dahinya heran karena tak paham apa yang dimaksud oleh Qilla.

"Gw tau Lo emosi, tapi ini terlalu berlebihan. Lo udah nyakitin perasaan dia cuy." Lanjut Qilla kemudian menenggak tetes terakhir minuman di gelasnya.

"Gw khilaf udah bentak dia."

Qilla menggebrak meja di hadapannya membuat Zee meranjat terkejut. "Tetep aja Lo salah karena udah asal ngambil keputusan. Apalagi sampe mau bilang kalo dia jalang."

Zee membuang wajahnya ke sembarang arah, menatapi kerumunan orang yang sedang menari sambil bermabuk. Zee menghisap benda yang berada disela jari tengahnya, disaat seperti ini kebiasaan merokoknya kambuh lagi.

Sudah 3 hari Kenzy tak kunjung pulang, awalnya Zee mengira jika Kenzy akan kembali nyatanya tidak. Niat awal ingin terus menunggu Kenzy kini Zee hilangkan, Zee akhirnya memberitahu masalah ini kepada Qilla dan sekarang ia malah kena semprot oleh sahabatnya itu.

"Ya terus sekarang gw harus gimana?"

"Besok cari dia. Atau Lo bakal kehilangan yang kedua kalinya."

Dengan ragu Zee menghembuskan nafasnya, disaat seperti ini gengsinya itu harus ia turunkan.

**

"Jadi, waktu itu dia nginep di rumah Lo?"

"Iya. Tapi gw usir."

Wanita berambut kecoklatan itu membenarkan posisi duduknya dan menatap temannya dengan serius. "Terus sekarang dia kemana?"

Yang ditanya hanya mengedikkan bahunya acuh. Tak penting juga ia mengetahui kemana Kenzy akan pergi.

"Kenapa Lo gak hubungin gw aja sih, Dri? Kan bisa gw bawa kerumah." Kata Clara sambil membuang nafasnya malas. Ini kesempatan yang bagus untuk mencari perhatian pada Kenzy.

"Lupa. Lagian Lo kenapa demen sama cewek modelan jalang kayak gitu sih?"

Indri heran pada Clara yang nekat menyukai wanita pelacur seperti Kenzy. Bahkan Clara juga sampai memintanya untuk memberi semua informasi tentang Kenzy.

Ya, Clara dan Indri memang sudah kenal cukup lama, namun pertemanan mereka bermula dari media sosial saja dan kini menjadi teman Relife.

"Gw penasaran aja sih, biasanya orang yang bekerja sebagai pelacur itu sifatnya centil, gatel kayak ulat bulu, sama kalo jalan tuh kayak bebek. Tapi Kenzy engga, Kenzy itu beda."

Indri terkekeh kecil mendengarnya. Jika dipikir-pikir, menurutnya Clara lebih menyerupai sifat yang baru saja disebutinya tadi.

***

Tepuk tangan keempat orang itu memenuhi ruang tengah rumah Gina. Pagi ini sebelum berangkat ke kampus, Teddy dan Rega berinisiatif untuk merayakan anggota baru dirumahnya. Hal ini membuat Kenzy heran karena tingkah kedua sahabatnya yang sangat random itu.

"Thanks ya, semuanya. Gw seneng banget karena bisa diterima baik disini." Ucap Kenzy bahagia seraya menatapi satu persatu orang disekitarnya.

"Iyaa Ken, sama-sama. Semoga betah ya disini." Ucap Teddy tulus, kemudian mengambil pisau kue dan memberinya kepada Kenzy.

Guruku pelangganku 2Where stories live. Discover now