5. Chapter Five

937 80 14
                                    

Double up! Jangan lupa vote✨

Happy reading!

"Lo gila."

Zee bersimpuh pada wanita didepanya sambil menggenggam kedua tangan sahabatnya itu. "Please, Qil. Bantu gw.."

Qilla memutar bola matanya malas, pagi-pagi seperti ini Zee sudah menghampirinya dan merengek meminta sesuatu yang sangat aneh.

"Sampe kapan pun gw gak mau kuliah lagi Zee. Gw pusing!"

"Kita gak kuliah beneran kok, cuma sampe gw baikan aja sama Kenzy. Ayolah Qil, gw gak mau disono sendirian kayak kambing congek."

Qilla tak mengubris, matanya sibuk menjelajah keselilingnya mencari jawaban. Qilla tak tega melihat Zee yang sekarang menyesal dan kehilangan semangat hidupnya, tapi Qilla juga tak mau jika harus kembali memasuki kampus dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen kepadanya nanti.

"Temenin gw Qillaa, pleaseeee."

Qilla menutup kupingnya dan menatap Zee dengan jengkel. "Iya-iya!"

"Serius??" Mata Zee berbinar.

"Hm."

Senyuman lebar terpampang di raut wajah Zee, kemudian ia bangkit dan menatap penjuru yang terdapat perlengkapan alat tulisnya. "Kalo gitu kita berangkat sekarang."

Qilla mengangguk acuh, lalu membelalakkan matanya. "Wait? Jangan bilang hari ini?"

"Thats Right."

Zee memasuki kamar mandinya bersiap untuk mandi, meninggalkan Qilla yang masih duduk dengan ekspresi jengkelnya. "AnZeeng!"

***

"Denger-denger di kampus ini ada mahasiswa baru ya??" Tanya Teddy memecah suasana.

"Yaudah lah biarin aja. Gak ngaruh juga." Seru Kenzy yang di angguki oleh Rega.

Teddy berjalan ke depan kedua sahabatnya dan menghalangi mereka. "Tapi katanya dia jenius. Kepintarannya ngelebihin Clara."

Tentu saja hal itu membuat Kenzy dan Rega speechless.

"Dan katanya ya, dia tuh cantikk bangett!! Gw jadi penasaran siapa orangnya?" sambungnya yang kemudian melanjutkan jalannya kembali menuju kantin.

"Mau gimana pun Zee tetep jadi orang yang paling cantik menurut gw."

"Ah elu Ken pikirannya Bu Zee mulu. Siapa tau maba ini bisa buat Lo berpaling dari Bu Zee yang nyebelin itu?"

"Susah, Ted. Berulang kali gw coba buat lupain dia tapi entah kenapa hati gw gak bisa bohong kalo rasa sayang gw ke dia masih besar."

Rega menyugar rambutnya yang bermodel quiff itu. "Perasaan itu wajar. Cuma lu tetep harus ngondisiin diri lu buat gak terlalu gampang terbuai lagi sama Bu Zee. Buat Bu Zee menyesali perbuatannya dulu."

Kenzy mengangguk sebagai tanda setuju. Ia juga sudah berjanji jika untuk sekarang ia akan menjauh dari Zee terlebih dahulu dan menyembuhkan perasaannya menjadi lebih membaik.

Ketiga orang itu menghentikan langkahnya saat melihat segerombolan mahasiswa yang tengah mengerubungi sesuatu. Karena penasaran, akhirnya mereka mendekati kerubungan itu dan mencari tahu.

Tubuh Kenzy mematung mengetahui betul bentuk tubuh seseorang yang berada di depannya itu. Tubuh yang sudah menjadi pemandangannya sehari-hari, tubuh yang selalu dibelainya setiap malam, dan tubuh yang selalu ia fantasikan ketika sedang sendirian.

Guruku pelangganku 2حيث تعيش القصص. اكتشف الآن