3. Chapter Three

1.6K 90 13
                                    

Jangan lupa Vote

HAPPY READING!

Gelap gulitanya malam, gemuruh saling bersautan, perlahan awan mendung pun mulai menyatu. Membuat sedikit demi sedikit tetesan air hujan turun membasahi bumi.

Dibawah itu, seorang wanita berjalan dengan lunglainya menghantam arus hujan yang tak terasa lagi baginya. Orang itu tidak memperdulikan keadaannya bahkan lingkungan sekitar yang kini dilaluinya, ia beruntung karena hujan yang deras ini mampu menyamarkan tangisannya.

Dengan tangan kosong tanpa bekalan, wanita itu memeluk tubuhnya yang mulai dingin, ia meringkuk dibawah pohon yang lebat guna meminimalisir air hujan yang menyerang tubuhnya.

Dari kejauhan Sebuah mobil menghampiri dirinya, sang pengemudi menajamkan sorot mata mencoba memastikan sesuatu yang ia duga.

"Kenzy!"

Pengemudi yang sudah berkepala lima itu mengambil payung yang terselip dimobilnya dan membuka pintu dengan tergesa-gesa sebelum akhirnya berlari menghampiri Kenzy yang sedang diam menggigil.

"Kenzy, are you okay??"

Tak ada jawaban dari sang empu, yang ditampilkan hanyalah pandangan yang kosong serta wajah yang tampak pucat.

Dara memeluk Kenzy sebentar lalu membawa masuk kedalam mobilnya. Ia memberi Kenzy handuk guna menyelimuti tubuhnya yang sangat dingin.

__

Dara terus mencemaskan Kenzy disepanjang perjalanan, terlebih kondisi tubuh Kenzy yang mulai demam, seperti nya ia harus membawa Kenzy kerumahnya terlebih dahulu.

Tak selang lama untuk mereka sampai di mansion Dara, dengan sigap Dara membopong tubuh Kenzy memasuki rumahnya yang sangat megah itu. Beberapa pelayan juga ikut membantunya.

"Makasih ya, Tan." Ucap Kenzy seraya menerima teh hangat yang diberikan.

Dara mengangguk setelah menaruh beberapa pakaiannya untuk Kenzy. Ia duduk disamping Kenzy dan menatapnya dengan iba.

"Kenapa kamu bisa sendirian diluar?"

Kenzy termenung sebentar, ia bimbang ingin memberi tahu pada Dara atau tidak.

"Lagi marahan sama Zee?"

Tersentak sedikit, Kenzy pun mengangguk pelan. Ia bingung harus berkata apa selain diam.

"Kenapa gak neduh? Se emosi apapun kamu, kesehatan tetap nomer satu."

"Aku berjalan dibawah alam sadar aku, Tan."

"Yaudah gak papa, tenangin dulu diri kamu.. Istirahat dulu aja disini ya? Kalo kamu mau makan atau apapun itu tinggal bilang aja sama Tante atau bibi yang ada disini. Anggap rumah kamu sendiri, oke?"

Mengangguk ragu, Kenzy kembali memikirkan kondisinya. Tak mungkin baginya untuk pulang kerumah lagi malam ini, apalagi kondisi Zee yang sedang sangat marah padanya. Sehingga tak punya pilihan lain untuk singgah sementara dirumah ini.

"Serius, Tan?" Tanya Kenzy memastikan kembali.

"Iyaa.. Kalo gitu Tante permisi dulu yak?"

Kenzy pun tersenyum bahagia. "Makasih ya, Tan."

***

"Mom!! Mommy apa-apaan sih?! Kok dia bisa ada disini??"

Jam 6 pagi ini kediaman rumah Dara sudah pecah karena Indri-anak Dara tak terima jika Kenzy seorang mantan pelacur menginap dirumahnya. Ia tidak ingin rumahnya ternodai karena sudah memperbolehkan Kenzy singgah disini.

Guruku pelangganku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang