18. MENCARI TAHU

677 67 1
                                    

18. MENCARI TAHU

***

Ulangan fisikannya sudah selesai, Langit mengerjakan dengan baik sesuai jawaban yang Aisha berikan padanya.

Entah semua jawaban milik gadis itu benar seluruhnya atau hanya beberapa saja, Langit bodo amat. Ia dengan sengaja menyalahkan 2 nomor agar nilai mereka berbeda.

Urusan nanti dia akan remidi atau tidak, itu belakangan. Yang terpenting Aisha telah baik kepadanya di saat ia sedang berusaha untuk menjauhinya.

"Gue liat Thea udah masuk sekolah loh. Enaknya gue ajak nge-date kemana ya?"

"Gayaan lo mau ngajak dia nge-date. Lo punya nomor WA-nya aja enggak," cibir Jendral dengan mulut pedasnya.

Membicarakan soal halusinasi yang tak berujung hanya membuat Jendral tidak berselera dengan makanannya saat ini.

Mereka kini sedang berada di kantin yang cukup ramai, duduk saling berhadapan, tapi Langit sendirian.

Galen berhadapan dengan Jendral, Kafka dengan Sastra, dan Langit berhadapan dengan kursi kosong. Sejak ada Aisha, mereka jarang makan bersama, karena Ren menemani Aisha makan berdua.

Langit bahkan mengamati keduanya dari kejauhan. Langit diam-diam memandangi Aisha yang satu meja dengan Ren. Ia menunggu kesempatan yang tepat untuk mengobrol berdua dengan Ren.

Ada beberapa hal yang ingin Langit tau mengenai Aisha, sebab seluruh sekolah hanya Ren yang paling memahami Aisha.

Selang 10 menit, Langit sudah habis dengan makanannya. Ketiga sahabatnya sibuk mengoceh sejak tadi, tapi tidak Langit pedulikan.

Sewaktu Ren bangkit dari duduknya, Langit segera mengikutinya debgab tergesa. Sikapnya yang mendadak itu tak luput dari penglihatan Langit.

“Mau kemana, Lang?” tanya Sastra mencekal pergelangan sahabatnya itu.

“Ke toiler bentar,” balasnya buru-buru pergi. Langit tidak mau kehilangan jejak Ren.

Sastra dan tiga temannya mengerutkam kening bingumg melihat tingkah aneh Langit yang mencurigakan.

“Si Langit kenapa sih?” tanya Jendral penasaran sambil melihat punggung Langit yang mengendap-ngendap menjauhi pandangannya.

“Entah,” jawab Galen mengedikkan pundaknya tak mau tahu. Ia membalikkab tubuhnya lagi menghadap meja. “Tuh, orang udah aneh sejak lahir. Nggak usah heran kalau tiba-tiba anehnya kumat.”

“Iya sih.” Jendral manggut-manggut tanda setuju.

Mereka bertiga kembali disibukkan dengan melahan makan siang. Melupakan sejenak Langit yang pergi tanpa pamitan.

“Tadi gimana soal Thea? Lo udah PDKT sejauh mana?”

Sastra bertanya karena sejak tadi ia sibuk mengerjakan project menggambarnya, ia hanya sekilas mendengar ucapan mereka soal Thea.

Yang mana Thea adalah aktris muda pendatang baru yang belum lama debut di web series genre thriller.

Ternyata secara berisik, Galen menyimpan perasaan pada gadis cantim dan populer itu.

“PDKT?” pekik Jendral pura-pura kaget. Lantas ia tertawa ngakak membuat Galen geram ingin memukul wajahnya.

“Jangankan PDKT, dia aja nge-DM Thea pake fake account.”

Fakyuu!” bentak Galen emosi, mengacungkan jari tengahnya ke arah Jendral.

Sastra mengulum bibirnya, menunduk menahan tawanya untuk menghargau Galen agar temannya itu tidak semakin tersudutkan.

Blue SkyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon