16 - Berry

8 3 0
                                    

"Berkorban memang tak mudah, namun kita tetap melakukannya untuk seseorang yang berharga." – Rafin.

November 2018

______________

Barusan Rui telah menceritakan tentang kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan Sayu, gadis cantik yang menghiasi dompetnya. Namun hingga kini perasaannya masih dia simpan sekalipun Sayu bahkan sudah tiada. Aku merasakan apa yang dia rasakan. Aku juga makin mengerti mengapa dia marah besar dengan Revel dan belum bisa berbaikan dengannya hingga saat ini. Ditambah lagi Rui juga telah kehilangan keluarganya dan memaksanya harus bertahan hidup seorang diri.

"Lo hebat Ru, gue salut sama lo udah bertahan sejauh ini." Kataku mencoba menyemangatinya.

"Ru, gue boleh tahu makam Sayu dimana? Gue mau kenalan." Lanjutku. Semenjak Sayu meninggal aku tak pernah mengetahui dimana peristirahatan gadis cantik itu. Aku masih menyembunyikan bahwa sebenarnya aku dan Sayu saling kenal.

"Ya, boleh. Gue ajak lo kesana sekarang sebelum malam" Katanya.

"Thanks."

Kami pergi ke pemakaman yang cukup elit di Jakarta. Pemakamannya terawat dan luas. Hari ini termasuk hari kerja, alhasil pemakaman sangat sepi. Kami hanya menemukan para pengurus kebersihan yang sedang melakukan controling. Rui memberitahu bahwa sebentar lagi kita sampai hanya beberapa blok lagi.

Namun saat sampai di makam Sayu, kami menemukan Revel ada disana. Aku dan Rui saling menatap bingung, kenapa dia bisa ada disini. Aku dan Rui melanjutkan langkah mendekati makam, Revel pun menyadari kedatangan kami berdua.

"Rafin, Ru?" Revel juga terlihat bingung dengan kedatangan kami kesini.

"Hai Revel. Dari tadi disini?" Aku menyapanya, sedangkan Rui tetap diam.

"Setiap sore aku datang kesini." Katanya. Ternyata setiap senja, Revel selalu menyempatkan datang untuk berziarah. Aku melihat bunga dan air untuk membasahi rumput dan batu nisan.

Aku melirik Rui lagi. Kurasakan Rui juga sepertinya baru mengetahuinya. Aku bisa membaca dari sorot matanya yang terkejut dengan fakta bahwa Revel memang tiap hari datang ke makam Sayu.

"Rui ingin mengenalkanku pada Sayu, dan dia mengajakku kesini." Lanjutku memberitahu Revel.

"Haruskah aku pergi?" Tanya Revel.

"Ya, lo mending pergi." Tukas Rui cukup kasar. Revel pun pergi menjauh. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun sebetulnya Revel tak perlu pergi. Aku ingin melihat interaksi mereka.

Rui mempersilahkan aku untuk duduk. Dia kemudia memegang batu nisan makam Sayu. Terlihat tanggal lahir Sayu jatuh apda tanggal 9 November. Secara kebetulan lagi, ulang tahunnya adalah hari ini. Aku pun baru menyadari ada sebuah kotak hadiah berwarna merah muda di dekat batu nisannya.

"Ru, hari ini Sayu ulang tahun." Kataku.

"Iya, makanya gue ajak lo sekalian ke sini biar kenalan. Disinilah rumah Sayu. Dia adalah sahabat gue yang paling berarti." Ucap Rui sangat tulus.

"Gue yakin Sayu lagi liat kita disini." Hiburku pada Rui.

Setelah itu kami berdua berdoa untuk Sayu. Aku pun menambahkan beberapa hal yang ingin sekali kuucapkan padanya. Sekarang akhirnya aku tahu makam Sayu dan kedepannya aku bisa sering mampir kesini. Aku juga meminta maaf pada Sayu karena belum berhasil menyatukan keempat sahabatnya.

"Ru, apa kita ajak juga Revel buat doa bareng-bareng?" Kataku.

"Gak usah. Gue gak mau liat dia." Jawab Rui.

Sebenarnya aku juga penasaran Revel pergi kemana. Aku yakin Revel masih disekitar sini. Tentu saja dia akan lebih lama untuk merayakan ulang tahun pacarnya.

Setelah berdoa bersama, aku dan Rui hendak pulang. Langit pun sudah mulai gelap, kami harus mengejar bus terakhir. Bus kami berbeda jurusan, jadi kami akan naik bus terpisah. Bus yang dinaiki Rui lebih dulu berangkat sedangkan bus yang kunaiki masih menunggu penumpang.

Tiba-tiba aku berubah pikiran. Aku penasaran apakah Revel benar-benar masih disana. Aku pun turun dari bus dan berlari kembali ke makan Sayu. Aku sebenarnya cukup takut dengan kondisi sudah gelap dan masuk ke pemakaman. Tapi rasa penasaranku lebih besar.

Benar saja, Revel masih di sana. Dia sedang menaburi bunga lagi ke gundukan tanah berumput itu. Aku mendekatinya perlahan agar tak membuat bising.

"Re-vel."

"Loh, Rafin? Bukannya tadi udah jalan pulang?"

Aku ingin mendengar banyak tentang kehidupannnya dengan Sayu. Pasti banyak yang menarik. Dan aku juga harus menanyakannya sendiri kenapa dia bisa menyukai Sayu dan bagaimana kisah mereka. Dengan begitu aku bisa menyatukan Rui dan Revel.

***

TBC

Halo readers!

jangan lupa kasih feedback ya biar aku makin semangat. Makasih banyak udah mampir ^^

Yuk saling terkoneksi di sosmed

IG : frizz.house

Tiktok : frizz.house_

Twitter : frizah14

email : triafarizah@gmail.com

MAKE A WISH [Ongoing]Where stories live. Discover now