2 - Kehidupanku

29 14 0
                                    

"Dia bekerja terlalu keras."- Rui

Agustus 2018

_________________

Lautan manusia memenuhi lorong saat bel berbunyi menandakan waktu pulang sekolah. Siang ini aku akan sedikit terlambat ke toko buku, karena harus piket kelas dulu. Aku mendapatkan jadwal piket dengan cewek-cewek sosialita di kelas, tentu mereka tidak menjalankan kewajiban piket mereka. Mereka hanya akan memegang sapu lalu duduk di atas meja sambil bergosip. Sebetulnya aku tak terlalu peduli, yang penting tugas piketku bisa selesai tepat waktu.

Saat melihatku hendak menaruh sapu di lemari belakang kelas, mereka buru-buru mengikutiku menyimpan sapu yang mereka pegang.

"Kamu yang kunci kelasnya, ya!" ucap Tika si ketua geng sosialita padaku.

Aku tak berucap apapun. Aku mengambil tas lalu mengikuti mereka keluar kelas. Saat hendak mengunci pintu, aku melihat dompet berkilau milik Tika tergeletak di bawah kakiku.

"Hm, dasar ceroboh." Gumamku.

Aku mempercepat langkahku segera menuruni tangga untuk menyusul Tika. Saat belok ke arah lab, aku menubruk pundak orang yang tinggi. Aw, jidatku!

"Sor-" belum dia menyelesaikan permintaan maafnya, aku langsung mengeluyur pergi sebelum kehilangan Tika.

Sampai di depan gerbang, batang hidung Tika tidak terlihat. Dompet Tika pun masih digenggamanku. Sekarang aku bisa dalam masalah.

Tika, dia adalah cewek yang dijuluki Bidadari tak bersayap di sekolahku. Dia dianugerahi fisik yang sempurna. Langsing, tinggi semampai, wajah tirus, hidung mancung, garis matanya melengkung, rambut coklat yang halus seperti iklan sampo, dan lahir dari keluarga yang kaya. Tapi sifatnya benar-benar minus.

Karena dia cantik, dia tidak mau dekat-dekat dengan orang-orang sepertiku yang kucel, kumel, dan bau. Yah dia juga punya julukan untukku, cobalah buat akronim dari tiga kata tadi. Jika kamu berpikir Kukuba (kucel, kumel, bau), ya itulah julukanku dari Tika. Tapi aku tak terlalu peduli dengan itu.

Sekarang dompetnya masih ada padaku, aku memutuskan membawanya ke tempat kerja. Sehabis pulang sekolah aku memang bekerja di toko buku kelontong dekat sekolahku. Selain menjaga toko, aku bisa dengan gratis membaca buku-buku baru. Pemilik toko ini namanya Abah Kong, karena sudah tua dia tidak bisa menjaga toko sendirian. Dia memperkerjakanku sejak satu tahun lalu.

Kalau diingat lagi, saat itu Abah Kong pingsan di depan tokonya. Aku membawanya ke rumah sakit dan saat keluarganya datang mereka meminta bantuanku untuk menutup tokonya. Setelah itulah aku diminta untuk bekerja disini.

Grup chat kelasku heboh, topiknya dompet Tika hilang. Aku pun hanya menghela napas. Jariku mulai mengetik balasan, 'dompet Tika jatoh di depan kelas, sekarang ada di aku. Ambil sendiri ke toko buku Abah Kong' tulisku di ruang chat grup. Grup heboh kembali, anak-anak kelas malah memojokkanku sebagai pencuri. Chat dari Tika muncul di grup, dia marah-marah, dan menyuruhku untuk mengantarkannya ke rumah.

"Ambil aja sendiri, aku lagi kerja, gak bisa pergi." Tulisku.

Kukuba, kukuba, kukuba. Chat penuh dengan panggilan untukku. Setelah itu aku beralih pada pekerjaanku yang lain yaitu magang sebagai admin sosial media dari aktor Kei-Kai. Aku bisa kerja dari mana saja, tetapi kadang ada meeting offline juga jika dibutuhkan.

Aku menyempatkan waktu untuk meng-update sosial media mereka. Sejak tiga bulan lalu, aku memang sedang menjalani masa magang sebagai admin, tugasku adalah meng-update kegiatan Si kembar Kei-Kai dan membuat quotes untuk para fans. Pekerjaannya tidak terlalu berat dan bayarannya pun lumayan. Setelah update, aku pun menutup ponsel dan kembali fokus melayani pelanggan toko.

MAKE A WISH [Ongoing]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin