꧁ Part 057 ꧂

1.2K 56 3
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

"Aku akan membuat sketsa wajahmu dalam waktu 20 menit! Silakan tunjukkan wajahmu, Tuan Adiwijaya," ucap Skyra yang terlihat begitu antusias. Ia menyiapkan kertas dan pensilnya. Semua alat-alat sederhana itu ia temukan di kamar tersebut.

Finnegan berdiri di hadapan Skyra.

Melihat tingkah aneh Finnegan, Skyra melongo. Ia mendongak menatap pria itu.

Tanpa diduga, Finnegan membuka kancing kemejanya.

"A-apa yang kau lakukan?" gerutu Skyra.

"Aku ingin kau membuat sketsa seluruh tubuhku," sahut Finnegan.

Skyra melongo. "Apa?! Aku tidak mau! Tadi, kau bilang kalau kau ingin dibuatkan sketsa wajah, bukan sketsa tubuhmu."

"Aku membayarmu, kau harus menuruti permintaan klienmu," sahut Finnegan sembari membuka lebar bagian depan kemejanya membuat dada dan perutnya yang kekar terekspos di depan Skyra.

Skyra menutup wajahnya yang sudah memerah dengan kedua tangan.

"Aku tidak telanjang, kau tidak perlu menutup wajahmu, Gadis Danuarga," ujar Finnegan.

"Ah, dasar tidak punya malu!" gerutu Skyra. Ia pun mulai menggambar meski wajahnya sudah memerah total.

Finnegan tersenyum kecil melihat ekspresi malu-malu Skyra. Ia berpose aneh-aneh membuat Skyra semakin muak.

Skyra menorehkan pensilnya ke kertas putih. Sesekali ia melihat pada Finnegan. Pipinya memerah karena tidak bisa melihat lama pada pria bertelanjang dada itu.

Diperhatikan seperti itu oleh Skyra, Finnegan merasa senang.

Dalam waktu satu jam, Skyra telah menyelesaikan sketsanya. Ia menunjukkannya pada Finnegan.

Dalam kertas tersebut, sketsa Finnegan terlihat keren dan tampan meski hanya goresan pensil biasa, tapi detail goresan di sketsa tersebut sangat menggambarkan setiap sekat dan lekuk tubuh Finnegan.

"Kau benar-benar berbakat dalam seni," kata Finnegan yang kagum dengan hasil skesta Skyra.

Skyra tersenyum mendengar pujian dari Finnegan. Wajahnya memerah. Untuk pertama kalinya ada orang lain yang memuji karyanya. Meskipun orang itu adalah musuh keluarganya sendiri.

"Terima kasih," kata Skyra pelan.

Finnegan tersenyum melihat tingkah manis Skyra. "Baiklah, ayo kita pergi."

"Pergi ke mana? Kau akan mengantarku pulang?" tanya Skyra yang antusias.

"Mana ada. Kita pergi ke toko buku untuk mendapatkan apa yang kau mau sebagai bayaran atas sketsa yang kau buat ini," sahut Finnegan.

"Oh." Skyra terlihat sedih, tapi sesaat kemudian ia kembali ceria.

Di depan rumah Adiwijaya.

Skyra terlihat kesal. Tangannya terborgol dengan tangan Finnegan. Borgolnya asli, tapi ada lapisan pelindung berbulu pink untuk meminimalisir rasa sakit karena bergesekan dengan pergelangan tangan.

"Kenapa harus diborgol?" gerutu Skyra.

"Jika tidak diborgol, kau mungkin akan kabur saat ada kesempatan. Apalagi aku hanya membawa dua bodyguard," sahut Finnegan.

Bodyguard membukakan pintu mobil.

"Masuk," suruh Finnegan.

Skyra masuk duluan ke dalam mobil. Finnegan menyusul masuk.

NYCTOPHILEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt