꧁ Part 090 ꧂

1.1K 52 4
                                    

Jangan lupa follow, vote, comment, ya. Biar aku semangat update atau double update. ❤️❤️❤️

══════════ ꧁꧂ ══════════

Di kamar, Skyra duduk melamun di depan jendela. Ia menatap ke luar sana. Langit gelap di malam hari. Sungguh suasana yang menenangkan. 

Terdengar suara pemindai yang berbunyi. Pintu dibuka. Finnegan yang datang. Skyra tidak bergeming. 

"Sudah malam, waktunya tidur," kata Finnegan. 

Skyra bangkit dari tempat duduknya. Ia menghampiri Finnegan yang mengulurkan tangan. Gadis itu pun menerima uluran tangan Finnegan. Mereka pergi ke kamar pria itu. 

"Masih sakit?" tanya Finnegan lembut. 

Keduanya sedang berjalan menyusuri koridor. 

Skyra menjawab dengan pelan, "Dokter Sinta mengobatiku, jadi sekarang sudah lebih baik. Tapi...." Skyra menggantung kalimatnya. 

"Tapi apa?" Finnegan mengeratkan genggaman tangannya sembari menatap gadis itu. 

Skyra mengalihkan pandangannya. 

Mereka sampai di kamar Finnegan. Pintu ditutup. 

"Tuan Adiwijaya, malam ini jangan dulu, ya. Aku takut." Skyra tidak berani menatap wajah Finnegan. Ia menunduk dalam. 

"Mana bisa seperti itu. Minumlah ini." Finnegan memberikan obat yang ia dapat dari Arkenzie. 

Skyra menerimanya. "Obat apa ini?"

"Obat agar kau tidak merasa sakit. Kakakmu yang memberikannya," sahut Finnegan. 

"Kakak?" gumam Skyra dengan nada setengah bertanya. 

"Iya, Arkenzie." Finnegan melenggang pergi menuju ke kamar mandi. 

Skyra meletakkan obat itu ke nakas, kemudian ia segera tidur agar Finnegan tidak memaksanya berhubungan seksual. 

Beberapa menit kemudian, Finnegan ke luar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. Ia melihat Skyra yang sudah terlelap bergelung selimut. 

"Jangan pura-pura tidur. Aku akan tetap melakukannya meski kau tertidur," kata Finnegan sembari berkacak pinggang. 

Tidak ada respon dari Skyra. 

Tanpa pikir panjang, Finnegan menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Skyra. Ia melucuti pakaian yang dikenakan oleh gadis itu hingga telanjang bulat. 

Skyra masih berpura-pura tidur meski dalam hati ia merasa khawatir. 

Finnegan menyingkirkan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Sekarang keduanya sama-sama telanjang. Finnegan membuka lebar paha Skyra. 

"Bayi besar, Ayah akan menghukummu," ucap Finnegan dengan nada penuh ancaman. 

Dalam hati, Skyra panik. Setelah foreplay pun masih sakit ketika penetrasi, apalagi jika tidak melakukan foreplay. 

Terasa benda keras itu menggesek pangkal paha Skyra. 

"Sampai kapan kau akan pura-pura tidur?" batin Finnegan. Ia meraih tangan Skyra, kemudian diletakkan pada ujung kejantanannya. 

Skyra menjerit karena kaget. Ia menarik tangannya kembali, tapi Finnegan menahannya. 

"Gunakan tanganmu untuk memanjakannya," suruh Finnegan. 

Skyra menggeleng. 

"Lakukan," kata Finnegan penuh penekanan. 

"Aku tidak mau," rengek Skyra. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang