Chapter 5

863 75 0
                                    

Sebelumnya aku mau bilang makasih banyak buat kalian yang masih stay sama ceritaku,aku tetep update tapi ga bisa sering kaya author yang lain.

Jangan lupa vote and komennya!!!

                        Happy reading
                                       .

                                    ☀️🌻

Malam yang sunyi hembusan angin kini telah menyeludup masuk melalui celah celah jendela kamar gulf.
Ruangan yang sunyi hanya menampakan seorang pria berumur 19tahun yang kini sibuk mengecek ponsel miliknya.

Entah apa yang dia lihat,ekpresi wajahnya tidak bisa menjelaskan sesuatu.
Namun sesekali mendecih kesal.

Mengambil ponsel lalu memanggil seseorang namun terlihat beberapa raut wajahnya menunjukan sebuah kekecewaan.

Yaa,gulf tengah mengubungi seseorang yang tak lain adalah janie.
Nampaknya gadis itu terlalu pokus dengan pendidikannya diluar negri sana sehingga ia lupa bahwa disini ada seorang pria yang bulak balik mengecek ponselnya setiap jam.

Semenjak wanita itu memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya dilondon mereka jarang berkomunikasi,

Gulf yang kini tengah kebingungan hanya bisa mundar mandir.
tidak tau harus berbuat apa.
Malam yang larutpun tidak membuat matanya mengantuk.
Gulf berulang kali menggaruk kepalanya.








******
"Hari ini gue yang teraktir si evan,karena kemaren gue lupa bawa oleh-oleh dari amerika buat dia."ucap gulf

"Ahh oleh-oleh sebenernya gue juga lupa sih."ucap evan cengengesan.

"Yaudah gajadi deh,lu bayar sendiri aja."lantur gulf.

"Pamali lu,udah dikasih tapi diambil lagi,"

"Gue cuman becanda kali.."

"Sumbringah banget,udah bisa nerima kalo lu mau dijodohin."ucap fero ngelantur.

"Diem bego."ucap evan lalu memukul kepala fero.

"Aw sakit anjing,kan gue ga nanya sama lu bangsat."

"Ya elu..,rese banget."ucap evan.

"Kalian ko malah berantem sih,."tanya vano yang tidak aneh melihat kelakuan kedua temannya itu.

Gulf terdiam sebentar lalu mulai berbicara.
Fero,evan dan vano mendekatkan kepala mereka seolah sudah siap mendegarkan curhatan galau dari temannya itu.

"Sejujurnya semalem gue ga bisa tidur,gue gelisah,Gue galau,tapi gue ga mau berlarut-larut dalam kesedihan takut gila kaya sifero."ucap gulf tersenyum licik ke arah fero

"Anjing ko gue."ucap fero menatap ke arah gulf.

"Jadi lu udah terima,"ucap vano lagi

"Sulit buat gue nerima,tapi kayaknya gaada pilihan lain selain kawin sama tu guru sialan.
lu harus liat berapa lama tu guru kuat sama tingkah gue."ucap gulf dengan tatapan liciknya menatap ke arah gedung sekolah yang menampakan satu guru yang tengah dikerumuni siswi siswi cantik.
Guru itu ta lain adalah mew.

Evan mendongakan kepalanya lalu dengan cepat melirik ke arah gulf.
"Lu ga cemburu liat calon suami lu dipepet para jamet noh disebrang sana?."ucap evan.


"Cemburu..?sama tu guru, ga mungkin lah,selera gue bukan kaya aki-aki."ucap gulf terus mengejek.

"Gue curiga lu bakal kena karma deh,"ucap evan

Guruku suamiku || MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang