9-algara?

4.1K 230 2
                                    

Malam harinya, Annovra keluar sendiri, dia berjalan kaki ingin pergi toko makanan, terdekat

Dinginnya hawa malam, mengharuskan dia memakai Hoodie oversize dan celana panjang.

"Behh dingin nya cuyy, gue butuh pelukan cogan" dia memuk dirinya sendiri.

Sesampainya di toko, dia membelai banyak sekali makanan, sekalian untuk persediaan isi kulkas.

Annovra ingin mencapai sebuah coklat, yang sialnya di taruh di atas sekali, dia mana sampai.

Di saat itulah pangeran tanpa kuda menolongnya, orang itu menggendong Annovra dengan entengnya

Lalu Annovra mengambil coklat itu, dia menatap siapa orang yang menolongnya, dan ternyata itu adalah algara, again?

"Makasih" Annovra tersenyum, algara hanya balas mengangguk.

Annovra pergi kasir, untuk membayar, dia merogoh saku Hoodie nya, tiba-tiba rasa panik melanda,

Dia tidak menemukan apa pun di dalam Hoodie nya. "Um...itu mba sabar ya" ucapnya cengesan.

Masih mencari dompet, padahal ia tadi sudah menaruhnya di dalam Hoodie, kenapa bisa hilang?

"Mampus gue" gumamnya panik, menggigit bibir bawahnya.

Uang merah 5 lembar di sodorkan di meja kasir, Annovra menatap algara.

Mbak kasir yang paham maksud algara pun, mulai menghitung belanjaan Annovra.

Padahal belanjaan Annovra tidak banyak, kenapa algara memberi uang banyak? Apakah laki-laki itu tidak pandai menghitung? Pikir Annovra.

Setelah semuanya selesai, Annovra mengang 2 plastik, dia menatap algara.

"Wahai oppa algara yang tampan, terimakasih sudah membantu gadis cantik yang malang ini" ucapnya, algara mengangguk singkat, dan langsung pergi dari sana.

"Lah? Dasar tembok jalan, es batu, kaku kaya kayu" rutuknya kesal, mulai berjalan pulang.

Sedangkan di dalam mobil, algara tak henti-hentinya memegang dadanya yang terus berdetak kencang.

_________

"Annovra cantik pulang" hening, tidak ada yang menjawab.

"Babi? Babi? Babi bara? Batu bara?" Annovra bingung, kenapa bara tidak ada, bukannya tadi bara masih duduk di sofa sambil bermain game?.

"Au ah bodo amat" dia membawa plastik ke dapur, mulai menata barang belanjaan.

Mulai dari mengisi kulkas, dan lemari, Annovra menatap ke wastafel yang ada beberapa piring kotor, dia menghela nafas

Lalu mencuci piring tersebut, sambil bersenandung, saat tengah asik-Asiknya menyanyi.

Tiba-tiba belakang leher Annovra menjadi merinding, ia merasakan ada yang meniup lehernya.

Gadis itu bergidik ngeri, mengusap belakang lehernya.

Perlahan dia membalikkan tubuhnya, dan

"AAAAAAA HANTUUUU"

"AHAHAHAHAHAH" bersamaan dengan itu bara tertawa terbahak-bahak melihat wajah ketakutan Annovra.

Annovra menetralkan jantung nya, menatap datar ke arah bara yang terus tertawa terbahak-bahak.

"BATU BARA, BABI" dia berteriak kesal, dan memukul lengan kekar abang nya.

"aw sakit nov, udah woi!" bara meringis mendapatkan geplakan dari Annovra.

"Maksud Lo ngapain kata tadi hah?, Lo mau gue mati muda?! Asal Lo tau gue bum nikah sama 50 cogan gue" dia mendelik kesal.

"Lima puluh~" ucap bara dengan bernada.

"Akhh terserah" Annovra mencuci kembali piring yang belum selesai.

"Wahahaha" dia sangat senang sekali melihat wajah kesal adik kecilnya itu.

"Cuci yang bersih ya pembantu" bara mengacak-acak rambut Annovra, segera berlari dari sana, sebelum mendapatkan amukan dari singa.

"BARAAAA!!!!!!"

____________

Annovra dan bara sedang duduk di sofa ruang tamu mereka berdua sedang menonton,

Kalian tahu apa yang mereka tonton? Film kartun, si botak 2 kembar yang menjadi favorit Annovra.

Annovra jadi teringat kembali permintaan arwah Annovra, bagaimana dia akan menemukan mamanya?

Sedangkan wajahnya saja dia tak tahu!
Dia harus apa? Bagaimana? Menjadi Annovra memang tak semudah yang dilihat

"Annovra"

"Hm" dia berdehem menatap bara

"Lo...pengen ketemu mama?" Pertanyaan yang di lontarkan bara membuat Annovra mendelik

Seakan bara menjawab pertanyaan yang bersarang terus menerus di kepalanya.

"Enggak" Annovra menggeleng. "Tapi...gue mau liat wajah mama gimana" lanjutnya.

Bara mengangguk, "tunggu sini, biar gue ambilin sesuatu, yang mungkin bisa membuat sedikit kerinduan terbayar" bara berdiri, melangkah pergi ke kamar nya.

Bara kembali, di tangannya terdapat sebuah kertas foto yang sudah usang, Annovra tidak tahu itu foto apa.

Bara menyodorkan foto itu. "Ini, lihat" Annovra mengambil foto itu.

Di dalam sana terdapat seorang wanita paruh baya yang cantik, seorang diri.

"Ini..mama?" Annovra menatap bara dengan mata yang berkaca-kaca.

Dia meremas ujung foto itu, setetes air mata keluar membasahi foto tersebut,

Rasa sakit di hatinya membuat ia menangis, dia sangat merindukan mamanya.

Annovra bingung kenapa dia malah menangis, atau mungkin ini adalah perasaan asli dari Annovra? Yah mungkin.

Dia menyeka matanya, dan memberikan kembali foto itu ke arah bara, bara menatap sendu ke arah Annovra.

"Maaf, gue ga bisa bantu Lo buat temuin mama" ujar bara pelan, Annovra hanya mengangguk-angguk saja.

"Gapapa, mungkin lain kali gue bisa, ketemu....mama" ucapnya pelan.

Bara mendekap tubuh itu, dan memeluknya, "udah jangan nangis, Lo kalau nangis jelek" bara mengusap rambut Annovra.

Annovra membalas pelukan bara, dia membenamkan wajahnya ke dada bidang bara.

Bara meletakkan dagunya di atas kepala Annovra, dan menepuk-nepuk punggung gadis itu.

Hingga terdengar dengkuran, bara terkekeh melihat Annovra yang dengan mudahnya nya tertidur.

Jika diam seperti ini, wajah Annovra terlihat damai dan enak di pandang.

_______

Yooo broo, gue mau tanya, apa bedanya ikan sama hewan?🗿

👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang