34-bingung?

1.7K 119 4
                                    

Siang ini cuaca begitu panas dan gerah. Namun tak membuat Annovra mengentikan langkah nya untuk menuju kepemakaman.

Entahlah hatinya hanya menyuruhnya untuk melangkah ke sana, dan tujuannya adalah makamnya sendiri.

Dia baru sadar, jika rumahnya dan pemakaman cukup dekat. bodoh sekali dia baru menyadari hal itu.

Kakinya menapaki tanah di pemakaman umum tersebut. Namun, langkah tiba-tiba terhenti, saat melihat seorang pria berdiri di depan makamnya dengan memegang setangkai mawar.

Annovra memilih untuk bersembunyi di balik pohon besar tak jauh dari orang itu, dia hanya diam dan mendengarkan apa yang pria itu ucapkan.

"Annovra...aku kembali" ucap pria itu dengan suara bariton nya, membuat Annovra bergidik ngeri, entah lah, ada perasaan tak enak di hatinya.

"Aku merindukan mu Annovra. kamu tahu? Dunia seolah mempermainkan hidup dan mati ku" pria itu terkekeh kecil lalu meletakkan bunga mawar di makam seseorang,

dengan batu nisan yang bertuliskan nama 'annovra'.

"Itu siapa si?" Gumam Annovra bertanya-tanya.

"Seingat gue, dulu gak pernah main sama om-om deh"

Annovra bergidik ngeri lalu mendengarkan apa yang pria itu ucapkan.

"Gue, cinta Lo, Annovra–" ucapan tersebut terdengar membuat Annovra shock bukan main.

"What the fuck?, Secantik itukah gue? Sampai om-om pun suka? Ah gue jadi ngeri anjir" Annovra bergidik.

"––tapi, gue malah jadi duda anak satu anjir, ngenes banget hidup gue." lanjut pria itu.

Oke, cukup sudah, rasanya Annovra ingin meraung saat ini juga.

"Siapa sih tu om-om?. Tuhann... gue cavek" batin Annovra menangis.

"Seandainya Lo ngalamin apa yang gue alami, mungkin kita masi bisa bertemu?" ucap pria itu membuat Annovra menyerngit heran.

"Apa katanya?" Bingung Annovra.

Kemudian, pria itu terkekeh, mentertawakan kebodohannya. "Bodoh, gue terlalu berlebihan."

"Bertahun-tahun kita bersama, tapi?, Lo malah ninggalin gue?, Gue kangen Lo Ra." ujarnya itu dengan lirih.

"Hah? Bertahun-tahun?. Lah?, Kapan om?" Batin Annovra penuh kebingungan.

"Bahkan gue masi ingat, janji yang kita buat––ahh gak, maksudnya, janji yang Lo buat."

Pria itu terus saja berbicara, sedangkan Annovra menjadi pendengar terbaik nya, walaupun sedikit ada protes yang keluar dari mulut gadis itu.

"I love, you. Semoga kita bisa ketemu lagi. Ya, walaupun itu mustahil menurut gue."

Akhirnya, pria itu beranjak pergi dari sana, sebelum mencium nisan milik Annovra.

"Aneh tuh om-om" gumam Annovra dan menghampiri makamnya sendiri.

Annovra menatap lekat makamnya sendiri. "Ngeri juga ya kalau dilihat-lihat kaya gini.

Dia beralih melihat ke arah makam sebelahnya, ternyata makan orang yang selalu mendampingi nya, berada di sebelah makamnya.

"Axel..." Gumam Annovra lirih, menatap ke arah gundukan tanah di sebelah makamnya.

Dia memilih berpindah tempat dan berjongkok di samping makam Axel.

Dia mengelus batu nisan tersebut, "hai Axel, gue datang" dia tersenyum.

Matanya tiba-tiba memanas, sekelebat memori tentang mereka berdua memutar di otaknya.

Annovra menghela nafasnya dan menyeka matanya yang sudah mengeluarkan air mata.

"Gimana keadaan Lo?"

"Pasti di sana seru ya?, Banyak bidadari cantik. jadi hitung-hitung lah, Lo nyuci mata"

Annovra terkekeh geli, mendengar ucapannya sendiri, jika dipikir-pikir dia lebih tepat di sebut orang gila.

Yup orang gila, tertawa sendiri di pemakaman.

"Huft.... Kalau gitu, gue pergi dulu, bye" Annovra mencium batu nisan tersebut dan melangkah keluar dari area pemakaman.

Setelah kepergian Annovra, seseorang keluar dari balik pohon tempat Annovra bersembunyi tadi.

Lalu dia melihat punggung Annovra yang sudah menjauh.

"Annovra?" Gumam orang itu dengan raut wajah bingung nya.

______________________

Siapa tuh?🤔, Ada yang bisa tebak gak? Kalau ada aku gak kasi apa-apa deh😁

👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang